Respons jangka pendek terhadap risiko gangguan stok tersebut telah tecermin dalam pergerakan harga tembaga di London Metal Exchange (LME) yang cenderung bullish. Akan tetapi, Goldman menilainya sebagai respons pasar sementara yang akan mereda seiring dengan kembalinya keseimbangan perekonomian dan habisnya cadangan di masing-masing negara.
Perkiraan permintaan pasokan terbaru menunjukkan defisit logam sebesar 454.000 ton pada tahun ini, meningkat dari proyeksi defisit sebelumnya sebesar 428.000 ton.
Proyeksi defisit juga berlanjut sebesar 467.000 ton pada 2025, meningkat dari proyeksi defisit sebelumnya sebesar 413.000 ton.
“Dengan berakhirnya fase surplus musiman, kami memperkirakan akumulasi defisit akan membangun momentum pada pertengahan, dan khususnya semester kedua, tahun ini.”
Mengingat jumlah stok yang terlihat hanya di atas 600.000 ton, potensi pengetatan stok tembaga pada semester II-2024 dinilai masih tetap ada dan akan membawa pasar ke tahap kehabisan pasokan pada kuartal keempat.
“Meskipun kami melihat fase konsolidasi harga dalam jangka pendek kemungkinan besar terjadi, mengingat pasar fisik mencerna respons jangka pendek terhadap lingkungan LME yang lebih tinggi, hal ini akan berlangsung relatif singkat," tulis Goldman.
“Mengingat defisit yang lebih besar, kami meningkatkan target akhir tahun untuk tembaga menjadi US$12.000/ton dari US$10.000/ton, sekaligus menaikkan perkiraan harga rata-rata setahun penuh menjadi U$9.800/ton, dari sebelumnya US$9.200 dan mempertahankan rata-rata U$15.000/ton pada tahun 2025.”
(wdh)