Peningkatan suhu menjadi panas pernah terjadi pada 23 April di Palu sekitar 37,8°C. Pada 21 April di Medan, Sumatera utara yang mencapai 37°C, juga 37,8°C di Saumlaki, Maluku.
Dari pemantauan terjadi beberapa kenaikan suhu udara pada Senin (6/5/2024) hingga Selasa (7/5/2024) pagi, dengan rincian:
- Stasiun Geosifisika Deli Serdang 36,7°C
- Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I 36,2 °C
- Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah II 36,0°C
- Stasiun Klimatologi Sumatera Barat 36°C
- Stasiun Meteorologi Pangsuma 35,3°C
- Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan 35,3°C
- Stasiun Meteorologi Tebelian 35,2°C
- Stasiun Meteorologi Kertajati 35°C
- Stasiun Meteorologi Maritim Tegal 34,8°C
- Stasiun Meteorologi Jawa Tengah 34,8°C
- Stasiun Meteorologi Ahmad Yani 34,8°C
- Stasiun Meteorologi Perak I 34,8°C
- Stasiun Meteorologi Maritim Bitung 34,7°C
- Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak 34,7°C
- Stasiun Meteorologi Supadio 34,6°C
- Stasiun Klimatologi Banten 34,6°C
- Stasiun Meteorologi Ranai 34,5°C
- Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman 34,5°C
- Stasiun Meteorologi Nangpinoh 34,5°C
- Stasiun Meteorologi Jaoura 34,4°C
Lebih rinci, Indonesia yang ada di ekuator dan wilayahnya yang maritim membuat dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi. Indonesia memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat.
Lain halnya misalkan pada wilayah Eropa dan Amerika. Beberapa kondisi atmosfer di sana kerap kali membuat aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas. Contoh terdapat sistem tekanan tinggi dalam skala luas dan terjadi cukup lama.
“Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan gelombang panas atau heatwave,” tulis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dikutip Selasa (7/5/2024).
Gelombang panas sendiri punya definisi kondisi udara panas berkepanjangan selama lima hari beruntun.World Meteorological Organization mematok suhu maksimal harian lebih tinggi dari suhu rata-rata hingga 5 °C atau lebih.
“Secara dinamika atmosfer hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, seperti misalnya ada sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan terjadi cukup lama,” jelas BMKG.
Meski demikian badan yang membidangi prakiraan cuaca dan klimatologi ini mengaku suhu panas memang tengah terjadi. Pola suhu panas adalah terik mulai pagi jelang siang hari, dan kemudian hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari.
Akibat suhu panas, malam harinya kembali terjadi ‘gerah’ efek dari langit yang masih tertutup awan. Hal ini membuat kelembaban udara yang relatif tinggi, jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam penjelasan tertulis.
“Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial,” papar Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto.
Wilayah yang telah memasuki periode musim kemarau berdasarkan data BMKG, meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku Utara.
Pada periode hingga satu bulan ke depan, terdapat beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau seperti sebagian Nusa Tenggara, sebagian pulau Jawa, sebagian pulau Sumatera, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, serta Papua bagian timur dan selatan.
(red)