Kanal kedua, menurut Agung, adalah kuota untuk partai politik dari koalisi lawan di Pemilu 2024. Dia menilai, Prabowo kemungkinan akan memberikan jatah kursi kabinetnya pada parpol di Koalisi Perubahan yaitu PKB, PKS, dan Partai Nasdem; serta Koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
"Nafas rekonsiliasi dengan mengambil kader partai kubu 01 dan kubu 03,” ujar dia.
Kanal terakhir adalah perekrutan sejumlah ahli atau profesional yang tak terafiliasi dengan partai politik atau ormas tertentu. “Ketiga, semangat meritokrasi, yang melibatkan kalangan non parpol. Mulai para ahli dengan pengalaman jam terbang tinggi, profesional karir, dan guru besar demi menginjeksi ruh Zaken Kabinet,” kata Agung.
Meski demikian, menurut dia, Prabowo bisa mengakomodasi tiga kelompok ini tanpa perlu menambah jumlah kementerian pada kabinetnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Kabinet Indonesia Maju yang berisi 4 Kementerian Koordinator dan 30 kementerian. Sedangkan, Prabowo berencana menambah 6 kementerian baru.
Selain menambah kementerian, Agung mengatakan, Prabowo sebenarnya bisa memaksimalkan posisi wakil menteri yang juga diberikan kepada tiga kelompok sasarannya. Atau, Prabowo-Gibran bisa menambah bobot menteri koordinator atau posisi strategis lainnya yang setara 2 hingga 3 menteri.
(fik/frg)