Wayve ingin produsen mobil dan operator armada lainnya memasang teknologinya ke dalam kendaraan mereka, daripada memiliki atau mengoperasikan mobil itu sendiri.
Wayve menerima minat dari beberapa perusahaan mobil untuk berinvestasi, tetapi memutuskan untuk tidak menutup pilihannya di masa depan dengan bermitra dengan satu produsen, kata Chief Executive Officer (CEO) Alex Kendall.
Pembicaraan terus berlanjut dengan para produsen mobil untuk meluncurkan teknologi ini di kendaraan mereka, ucap dia.
Kendall, yang mendirikan Wayve pada tahun 2017, berencana untuk memulai dengan teknologi driving assitant —yang masih membutuhkan seseorang di balik kemudi— sebelum menargetkan kendaraan yang dapat beroperasi tanpa melibatkan manusia.
Bersaing dengan teknologi seperti Waymo milik Alphabet Inc, pengembangan teknologi Wayve bertujuan mempelajari aturan dan pola mengemudi dengan sendirinya, tanpa perlu diprogram, sehingga dapat merespons tempat-tempat baru dan skenario yang tidak terduga di jalan.
Perusahaan-perusahaan lain yang mengembangkan teknologi swakemudi telah mengalami kemunduran. Oktober lalu, seorang wanita di San Francisco terseret di bawah kendaraan yang dioperasikan oleh Cruise, unit swakemudi General Motors Co, setelah dia ditabrak oleh pengemudi manusia di mobil yang berbeda.
Kecelakaan dan penyembunyian bukti tersebut menyebabkan Cruise dicabut izinnya dan mobil-mobilnya ditarik kembali.
Pada tahun 2022, Argo AI ditutup pasca pendukungnya Ford Motor Co memutuskan bahwa mereka perlu berinvestasi dalam teknologi bantuan pengemudi yang dapat dicapai lebih waktu dekat, ketimbang tujuan Argo untuk mengemudi dengan sedikit interaksi manusia. Uber Technologies Inc. juga menjual unit mobil tanpa sopirnya pada tahun 2020.
Rekrutan Baru
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk merekrut staf tambahan, juga komputasi. Perusahaan startup ini telah mengumpulkan lebih dari US$258 juta dari para investor termasuk Eclipse Ventures LLC, Balderton Capital, Baillie Gifford & Co, D1 Capital Partners, Moore Strategic Ventures LLC, Virgin, dan Ocado Group Plc.
Tahun lalu, co–founder Microsoft, Bill Gates sedang menguji coba sistem Wayve di pusat kota London bersama Kendall.
Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan bahwa pendanaan tersebut menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang adidaya di bidang AI.
Ini seharusnya menjadi yang terakhir kalinya bagi perusahaan mengumpulkan dana dalam jumlah besar karena mulai mendapatkan keuntungan dari kesepakatan komersial, kata Kendall.
Model bisnisnya adalah membebankan biaya lisensi kepada perusahaan mobil untuk menggunakan teknologinya.
Wayve mengumumkan rencana bulan lalu untuk membuka pusat penelitian di Vancouver guna mempercepat pertumbuhannya. Ini adalah lokasi ketiga Wayve setelah London dan Mountain View, California.
(bbn)