"Saya masih memiliki beban terhadap inflasi, dan saya rasa Anda dapat melakukan hal tersebut ketika pasar pekerjaan tampak kuat seperti yang telah terjadi selama ini," katanya kepada wartawan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Ia yakin tingkat suku bunga saat ini cukup tinggi untuk pada akhirnya membawa inflasi kembali ke target The Fed.
Rekannya di New York, John Williams, mengatakan bahwa pada akhirnya akan ada penurunan suku bunga–namun keputusan mengenai kapannya akan bergantung pada keseluruhan data.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, sentimen pasar didorong oleh bangkitnya kembali ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kemungkinan besar akan melonggarkan kebijakan moneter melalui pemangkasan suku bunga tahun ini.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I-2024 berhasil tumbuh di atas 5%.
Ekonomi Tanah Air berhasil menguat lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya, serta lebih optimistis dari ekspektasi pasar.
Pada Senin, BPS memaparkan, Produk Domestik Bruto indonesia tumbuh mencapai 5,11% pada Kuartal I-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan Kuartal IV-2023 sebelumnya yang tumbuh 5,04% yoy. Juga menjadi capaian tertinggi sejak Kuartal II-2023 kemarin.
Adapun Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,09% yoy pada kuartal I-2024.
Sentimen positif utama berasal dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,11% yoy di 1Q24, lebih tinggi dari perkiraan di 5% yoy. Data tersebut turut menopang berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin. Nilai tukar Rupiah menguat 0,37% ke Rp16.020/US$ di Senin sore (6/5).
(fad/wep)