Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia melonjak pada perdagangan kemarin. Ke depan, bagaimanakah prospek harga sang logam mulia?
Pada Senin (6/5/2024), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.325,3/troy ons. Naik 1,04% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun lonjakan itu belum bisa membuat harga emas lepas dari tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga masih turun 0,35% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terpangkas 1,2%.

“Sentimen negatif yang kita lihat selama beberapa waktu terakhir sepertinya sudah selesai. Peluang harga emas untuk kembali naik pun terbuka,” kata Daniel Ghali, Commodity Strategist TD Securities, seperti diberitakan Bloomberg News.
Nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat menguat tajam beberapa waktu lalu kini mulai ‘jinak’. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) ditutup melemah 0,06% ke 105,144.
Dalam sepekan terakhir, indeks ini terpangkas 0,54%.
Depresiasi dolar AS adalah kabar baik bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS.
Saat dolar AS melemah, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun terungkit.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali masuk zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,34. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish,
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 12,92. Sudah di bawah 20, yang menandakan bahwa emas memang sudah jenuh jual (oversold).
Akan tetapi, sepertinya proses konsolidasi emas belum usai. Risiko koreksi masih cukup terbuka.
Target support terdekat ada di US$ 2.321/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.305/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.328/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.330/troy ons.
(aji)