Logo Bloomberg Technoz

Ini Ternyata Penyebab Harga Daging Sapi RI Mahal

Rezha Hadyan
28 March 2023 14:08

Pembeli daging sapi menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembeli daging sapi menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga daging sapi yang kembali melonjak memunculkan urgensi untuk membenahi rantai distribusi dan logistik dari komoditas pangan satu ini. Proses ini menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit yang pada akhirnya mempengaruhi harga jual.

Menurut Board Members Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Risti Permani, rantai distribusi daging sapi yang panjang menimbulkan biaya tambahan yang cukup tinggi sehingga kenaikan di harga logistik dan transportasi akan berdampak signifikan pada kenaikan harga modal produksi daging sapi di tingkat produsen.

"Belum lagi adanya kebijakan eksternal yang turut berdampak, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak,” katanya melalui keterangan resmi yang diterima oleh Bloomberg Technoz, Selasa (28/3/2023).

Harga sapi bakalan dari Australia mulai stabil pada awal 2023 dengan membaiknya persediaan sapi di bagian utara Australia dan iklim yang mendukung. Namun, model bisnis yang ada saat ini di mana importir mendatangkan sapi bakalan yang kemudian harus digemukkan di feedlots dan dipotong di Indonesia  membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi hingga daging sapi mencapai konsumen akhir.

Setelah melalui proses penggemukan dan pemotongan hewan, proses selanjutnya adalah menjual daging sapi yang dihasilkan ke pedagang grosir berskala besar di pasar atau melalui tengkulak yang membantu Rumah Potong Hewan (RPH) untuk mendapatkan pembeli.

Proses ini dilanjutkan dengan menjual daging sapi ke pedagang grosir berskala kecil. Merekalah yang menjual daging sapi ke pedagang eceran di pasar tradisional atau ritel modern, sebelum akhirnya sampai di tangan konsumen.