Pertumbuhan laba bersih itu berada di bawah perkiraan konsensus.
Melemahnya segmen UMKM juga memaksa BRI menyiapkan provisi ang lebih besar, bahkan naik 91% secara tahunan dan 60% secara kuartalan.
Saatnya Beli BBRI?
Alvin menambahkan, Harga saham BBRI sejatinya sudah terbilang oversold.
"Volume transaksi juga sangat tinggi dan mirip seperti saat pandemi. Ini menunjukkan bahwa investor berada dalam ketakutan yang maksimal," kata Alvin.
"Meski demikian, masih terlihat ada tekanan jual sehingga masih ada potensi penurunan saham BBRI. Itu sebabnya stop-loss yang ketat sangat penting untuk permainan taktis. Misalnya, seperti untuk mengantisipasi oversold seperti yang pernah terjadi di tahun 2020."
Sehingga, menurut Alvin, untuk masuk ke saham BBRI saat ini lebih baik bersifat taktis.
Pasalnya, jika investor ritel ingin mengekor investor institusi lokal, perlu diketahui, institusi lokal terkadang membeli saham bukan karena sisi fundamental melainkan lebih untuk menyeimbangkan portofolio. Hal ini berlaku untuk saham berkapitalisasi besar, terutama saham bank besar.
Berbeda dengan investor institusi asing yang faktor fundamental menjadi salah satu faktor penting.
"Secara keseluruhan, meskipun perlu adanya permainan taktis di saham BBRI saat ini karena harganya telah turun signifikan, BRI perlu memperbaiki prospeknya untuk lebih meyakinkan investor, terutama asing," jelas Alvin.
Analis Bahana Sekuritas Satria SAmbijantoro dan Evelyn Paramita juga tidak menampik, penurunan kualitas asset empat bank besar, termasuk BBRI, tengah menjadi isu fundamental saat ini.
Banyak faktor yang memicunya, mulai dari sentiman domestic hingga luar negeri. Yang terang, sentimen-sentimen ini masih membuka peluang tekanan jual saham bank tersebut setidaknya untuk jangka pendek.
Jika tekanan jual terus berlanjut, efeknya bisa panjang. Pasalnya, saham empat bank besar banyak dimiliki oleh investor asing yang juga belakangan tampak tengah meninggalkan saham keempatnya.
"Kepemilikan mereka juga besar. Sehingga, bukan hanya menekan IHSG, tapi arus keluar modal asing juga dapat memberikan tekanan pada neraca pembayaran yang pada akhirnya membuat rupiah melemah," seperti dikutip dari riset Bahana, Selasa (7/5/2024).
Meski demikian, kedua analis Bahana itu melihat, penurunan kualitas asset bank hanya bersifat sementara. Sehingga, keduanya masih memasang sikap bullish untuk keempat saham bank tersebut.
Berikut rekomendasi dari Bahana Sekuritas.
- BBRI Buy, target harga Rp6.770/saham
- BMRI Buy, target harga Rp7.940/saham
- BBNI Buy, target harga Rp5.825/saham
- BBCA Buy, target harga Rp11.220/saham
(red)