Tak hanya itu, pemerintah juga mengklaim akan terus menjaga kondisi fiskal RI sehingga dapat menghadapi sederet risiko tersebut.
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber [peredam] untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pertumbuhan ekonomi,” tulis Kemenkeu.
Sri Mulyani juga menyampaikan ekonomi RI dapat menunjukkan ketahanannya di tengah ketidakpastian global.
Bendahara Negara mengatakan, hal tersebut tecermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan-I yang sebesar 5,11%. Menurutnya, segi kualitas pertumbuhan juga turut mengalami peningkatan.
“Ke depan APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja, " ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam keterangan resminya.
Peningkatan kualitas tersebut, kata Sri Mulyani, tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang menurutnya tinggi, sehingga dapat menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ke level dibawah pra pandemi.
Meskipun TPT menurun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada 7,2 juta rakyat Indonesia yang menganggur pada Februari 2024.
Sebagai tambahan, capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2024 melesat, melampaui perkiraan pasar sebesar 5,11%, berkat kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang menguat seiring dengan puncak belanja masyarakat di musim perayaan Ramadan dan Lebaran.
"Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal 1 dari sisi produksi adalah industri pengolahan dan konstruksi. Sedang dari sisi pengeluaran, penyumbang utama adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB [investasi]," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta, siang hari ini, Senin (6/5/2024).
(azr/ain)