Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,11% (year on year/yoy) pada kuartal pertama 2024. Beberapa faktor turut mempengaruhi besaran pertumbuhan tersebut, termasuk pemberian tunjangan hari raya (THR) pada momen Idulfitri 2024, belanja proyek Perlindungan Sosial (perlinsos) yang meningkat, hingga belanja untuk pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024.

Lantas, setelah momentum besar tersebut usai, faktor apa saja yang berpotensi dapat mengerek pertumbuhan pada kuartal kedua 2024?

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi terdapat beberapa turunan sektor manufaktur yang dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua 2024. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan momentum pertumbuhan ekonomi bisa berasal dari berbagai sumber.

“Kuartal kedua komponen dari belanja masyarakat terkait Ramadan dan Idulfitri masih akan berdampak, disamping itu kami melihat pertumbuhan sektor manufaktur akan kami lihat peluangnya,” kata Febrio saat ditemui awak media setelah acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, Senin (6/5/2024).

Febrio mengklaim bahwa ara pelaku usaha di sektor bisnis telah melihat bagaimana pemerintah mengelola pemilu yang menurutnya aman dan stabil. Oleh karena itu, ia berharap kepastian dunia usaha akan kembali meningkat.

“Optimis kami melihat bagaimana sektor usaha, beberapa indikator kita lihat dari Purchasing Manager Index (PMI) masih terus ekspansif, kepercayaan konsumen masih positif, paparnya.

Dengan begitu, ia melihat momentum tersebut perlu dipertahankan. Prediksi ini tecermin dari berlanjutnya insentif fiskal berupa pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan.

Ia menyebut  bahwa penerapan PPN DTP untuk sektor perumahan memberikan hasil baik pada tahun lalu, dengan begitu pihaknya akan melanjutkannya pada 2024.

Selain itu, Febrio juga berkata bahwa pihaknya akan mendorong pertumbuhan sektor-sektor usaha baru, khususnya sektor hijau.

“Kami lihat electric vehicle (ev), insentif yang diberikan sudah mulai digunakan masyarakat, kami akan pantau penggunaannya,” sebutnya.

Pertumbuhan Ekonomi Sepanjang 2024

Tak sampai sana, Febrio mengatakan pelaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada akhir tahun bisa menjadi momentum mengerakkan ekonomi Indonesia. Momentum tersebut berdampak baik bagi konsumsi masyarakat daerah.

“Pilkada di akhir tahun justru menjadi suatu momentum lagi di akhir tahun, biasanya melibatkan banyak sekali aktivitas masyarakat, bagus untuk konsumsi di masyarakat level bawah dan daerah,” tutur Febrio.

Ditemui secara terpisah, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menambahkan beberapa pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Kemudian, berdasarkan potensi yang dimiliki maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai akumulatif 5,2%.

Meski begitu, pihaknya mengakui terdapat beberapa tantangan untuk mencari sumber-sumber pertumbuhan baru. Seperti, meningkatkan produktivitas UMKM, keberlanjutan hilirisasi, ekonomi digital, hingga ekonomi hijau.

Lebih lanjut, ia berpandangan bahwa Indonesia harus dapat menghasilkan berbagai produk asli dalam negeri, sehingga pada akhirnya belanja yang dilakukan pemerintah dapat bersumber dari produk-produk asli Indonesia.

“Makanya salah satu pesan kami, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengutamakan produk dalam negeri yang berasal dari UMKM, itu sumber pertumbuhan ekonomi yang besar pada tahun ini,” pungkas dia.

(azr/lav)

No more pages