Angin Segar Bagi Penerbitan Obligasi Korporasi Rp 4 Triliun
Ruisa Khoiriyah
28 March 2023 13:49
Bloomberg Technoz, Jakarta - Guncangan yang menggoyang sektor perbankan di negara-negara maju menjadi berkah bagi pasar obligasi domestik. Animo pemodal termasuk investor asing terlihat terus meningkat menyerbu surat utang domestik kendati turbulensi pasar sempat menciutkan nyali para pemodal di seluruh dunia ketika krisis perbankan AS pertama meletus.
Daya tarik obligasi rupiah yang tengah naik daun itu akan menjadi pengungkit positif bagi rencana korporasi merilis surat utang bulan ini. Tercatat hingga dua pekan ke depan ada empat korporasi bersiap menerbitkan obligasi senilai lebih dari Rp 4 triliun.
Pamor obligasi rupiah yang meningkat salah satunya terindikasi dari terus turunnya yield atau tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) di kisaran 6,75% (SUN tenor 10 tahun) hari ini (28/3/2023) setelah sempat melesat ke level tertinggi 7,05% pada awal Maret lalu. Obligasi negara tenor pendek 2 tahun juga mencatat penurunan yield masing-masing ke posisi 6,24%, jauh dari posisi tertinggi 6,6% pada 10 Maret lalu.
Bukan hanya obligasi negara saja yang banyak diburu. Obligasi korporasi berdenominasi rupiah juga tengah banyak jadi incaran pemodal global. Tingkat imbal hasil obligasi korporasi Indonesia terjatuh ke level terendah dalam satu bulan terakhir seiring sinyal Bank Indonesia (BI) akan terus mempertahankan bunga acuan di level saat ini dalam waktu lebih lama menyusul jinaknya inflasi.
Penurunan yield tersebut mengindikasikan tengah terjadi kenaikan permintaan obligasi korporasi domestik yang mengerek harga dan menekan tingkat imbal hasil. Obligasi korporasi tenor setahun berdenominasi rupiah yield-nya jatuh ke level 6,41% pada Jumat pekan lalu, menjadi level terendah sejak 27 Februari berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA).