“Tantangan kami itu cari sumber pertumbuhan baru, produk dalam negeri, umkm, hilirisasi sumber pertumbuhan ekonomi [Indonesia], kami harapkan terus lanjut. Digitalisasi juga sumber pertumbuhan ekonomi baru, ekonomi hijau juga,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia berpandangan bahwa dalam jangka pendek produk-produk yang dihasilkan dalam negeri harus terus dipacu dengan cepat. Dengan begitu, belanja yang dilakukan pemerintah dapat bersumber dari produk-produk asli Indonesia.
“Makanya salah satu pesan kami, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengutamakan produk dalam negeri yang berasal dari UMKM, itu sumber pertumbuhan ekonomi yang besar pada tahun ini,” tutur Wamenkeu.
Untuk diketahui, capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2024 melesat, melampaui perkiraan pasar sebesar 5,11%, berkat kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang menguat seiring dengan puncak belanja masyarakat di musim perayaan Ramadan dan Lebaran.
"Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal 1 dari sisi produksi adalah industri pengolahan dan konstruksi. Sedang dari sisi pengeluaran, penyumbang utama adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB [investasi]," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta, siang hari ini, Senin (6/5/2024).
Aktivitas bisnis global pada kuartal I, lanjut Amalia, berada di zona ekspansi. Pertumbuhan ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia, seperti China, mencapai 5,3%. Kemudian Amerika Serikat (ASb) tumbuh 3,05%. Sementara India menguat pada kuartal I, yang mencapai pertumbuhan 7,3%.
Sepanjang kuartal I, Indonesia masih menjaga surplus neraca perdagangan sehingga memperpanjang periode surplus menjadi 47 bulan beruntun. Tren penurunan harga komoditas terus berlanjut pada kuartal I seperti CPO dan batu bara.
Di dalam negeri, kinerja ekonomi kuartal I ditopang aktivitas yang tetap kuat. Prompt Manufacturing Index-BI masih berada di zona ekspansi. Kemudian kapasitas produksi terpakai 73,61%, lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang 72,33%.
Produksi semen tumbuh 7,86%, produksi listrik tumbuh 7,89%, realisasi investasi juga tumbuh 22,07%.
"Daya beli terjaga, tercermin dari Indeks Penjualan Ritel yang tumbuh positif. Kebijakan pengendalian harga sehingga inflasi dalam negeri juga terjaga," kata Amalia.
(azr/lav)