Selain fasilitas produksi, BYD juga bakal membangun ekosistem EV yang lengkap berupa pusat penelitian, pengembangan, serta fasilitas pelatihan dengan teknologi terbaru.
Dengan perencanaan ekosistem EV yang terintegrasi, BYD akan menggunakan lahan milik SSIA seluas lebih dari 108 hektare (Ha).
Johannes memaparkan bahwa kehadiran BYD di kawasan industri Subang Smartpolitan menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan besar lain untuk membangun pabrik di lokasi strategis tersebut.
"BYD merupakan anchor tenant pertama kita dan akan disusul oleh industri lain nya seperti supplier alat berat, dan global garment company yang keduanya dari China," tambah Johannes.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao dalam siaran pers menerangkan, melalui berbagai penilaian, BYD memutuskan bahwa Kawasan Industri Subang Smartpolitan tepat untuk menjadi lokasi pengembangan Industri EV BYD di Indonesia.
“Kawasan industri ini dapat memenuhi kriteria, baik dari segi luas, jarak, lingkungan, maupun infrastruktur yang kami perlukan, sehingga kami yakin bahwa fasilitas yang terbangun nantinya akan mampu mendorong pertumbuhan industri otomotif Indonesia dan transisi menuju energi bersih, serta sekaligus mendukung perekonomian negara khususnya wilayah sekitar,” ujar Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao, pada Rabu (1/5/2024).
Menariknya, Zhao menggarisbawahi kawasan industri Subang Smartpolitan sudah terintegrasi dan terpadu dengan berbagai infrastruktur strategis nasional. Lokasi ini tergolong mudah untuk diakses melalui Jalan Tol Cikopo—Palimanan (Cipali) di KM 89 yang juga sedang dalam tahap pengembangan.
(fad/wep)