Apple “bahkan lebih baik” daripada American Express dan Coca-Cola, yang merupakan bisnis “luar biasa” yang juga dimiliki Berkshire, kata Buffett. iPhone mungkin merupakan salah satu produk terhebat sepanjang masa, tambah Buffett.
Buffett terus menyerukan perubahan kepemimpinan di Apple, mencatat kepemimpinan yang kuat dari Chief Executive Officer Tim Cook, yang menggantikan Steve Jobs.
“Buffett menjelaskan dengan sangat jelas bahwa struktur perusahaan sudah tepat,” kata J. Dennis Jean-Jacques, founder dan CIO di Ocean Park Investments, yang pertama kali menghadiri pertemuan tersebut pada tahun 2000.
“Akan menjadi semakin penting bagi para pemegang saham untuk memastikan bahwa dewan direksi dan manajer menjaga struktur tetap berjalan dengan baik—mereka adalah orang-orang yang cerdas dan tidak takut untuk menulis surat kepada CEO untuk memberi tahu bahwa segala sesuatunya berjalan tidak sesuai rencana.”
Menurut dia Apple akan tetap menjadi investasi terbesarnya kecuali ada sesuatu yang berubah secara dramatis. Pernyataan Buffett mengisyaratkan bahwa implikasi pajak telah memotivasi penjualan tersebut.
Apple telah menghadapi banyak rintangan—denda US$2 miliar akibat pelanggaran regulasi antimonopoli, penjualan turun di CHina, serta pembatalan proyek mobil swakemudi—yang telah berlangsung selama satu dekade. Saham perusahaan turun sekitar 5% tahun ini.
Apple mencatatkan pendapatan US$90,8 miliar (sekitar Rp1.452 triliun) pada kuartal kedua fiskal yang berakhir Maret, sekaligus melebihi perkiraan pasar, US$90,3 miliar. Meski begitu, pendapatan masih turun 4,3% atau pelemahan penjualan dalam lima dari enam kuartal terakhir.
Apple masih ada di tren penurunan kinerja, dengan kontribusi penjualan iPhone US$46 miliar—perangkat andalan perusahaan, berkontribusi sekitar setengah dari omzet. Tahun lalu iPhone mampu berkontribusi atas pendapatan Apple US$51,3 miliar.
Counterpoint Research memperkirakan bahwa penjualan iPhone mengalami pelemahan 19% di China selama tiga bulan pertama tahun ini, kuartal terburuk bagi produk tersebut sejak 2020.
Namun Chief Financial Officer (CFO) Luca Maestri bilang bahwa kekhawatiran di China terlalu berlebihan. Pasalnya Apple masih menghasilkan pendapatan US$16,4 miliar dari China pada kuartal terakhir.
Meskipun turun dari tahun sebelumnya, angka tersebut lebih baik dari prediksi analis, US$15,9 miliar. “Kami senang dengan hasil yang kami peroleh di China karena kenyataannya berbeda dengan apa yang Anda baca,” kata dia.
Bernstein mendesak investor melakukan keputusan investasi dengan “buy the fear.” Citi juga melihat adanya titik terendah dalam sentimen tersebut. Meski begitu, analis lain menyampaikan bahwa Apple tetap diestimasi sekitar 25 kali dari perkiraan pendapatan dan tetap belum menyentuh pencapaian terbaik empat tahun lalu.
“Lebih sulit menemukan argumen untuk membeli Apple dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan megacap lainnya. Ia tidak dapat mendukung pertumbuhan, tidak memiliki strategi AI yang mematikan, dan bahkan tidak murah,” kata Daniel Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust.
Do you agree with Apple's choice to use the vertical arrangement of the cameras on the iPhone 16?
— Majin Bu (@MajinBuOfficial) May 3, 2024
Image @Aaron_Carpentr pic.twitter.com/c3XBte6jWx
Rencana berikutnya dari Apple adalah mempersiapkan seri terbaru iPhone tahun ini. Rumor yang telah banyak berseliweran adalah perangkat ponsel seri 16 punya cip baru dengan orientasi layanan berbasis AI. Ukuran layar iPhone juga akan sedikit lebih besar.
Pada iPhone 16 model Pro akan hadir tombol baru untuk mengambil foto dan video dengan bahasa desain yang tidak berubah dari seri 15.
(bbn)