"Namun, meski Israel telah menunjukkan kesediaan, Hamas tetap bercokol pada posisi ekstremnya, pertama-tama tuntutan untuk menarik semua pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas berkuasa," ujar Netanyahu. "Israel tidak bisa menerima hal itu."
Seorang pejabat yang diberi penjelasan mengenai perundingan tersebut mengatakan kepada Reuters: "Putaran terakhir mediasi di Kairo hampir runtuh."
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Hamas tampaknya tidak serius untuk mencapai gencatan senjata.
"Kami melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa Hamas tidak berniat untuk mencapai kesepakatan dengan kami," kata Gallant. "Ini berarti aksi militer yang kuat di Rafah akan dimulai dalam waktu dekat, dan di seluruh wilayah Jalur Gaza."
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis tak lama setelah Netanyahu, kepala Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa kelompok itu masih ingin mencapai gencatan senjata komprehensif yang mengakhiri "agresi" Israel, menjamin penarikan Israel dari Gaza, dan mencapai kesepakatan "serius" untuk membebaskan warga Israel yang disandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Haniyeh menyalahkan Netanyahu atas "kelanjutan agresi dan perluasan lingkaran konflik, serta menyabotase upaya-upaya yang dilakukan melalui para penengah dan berbagai pihak".
Qatar, di mana Hamas memiliki kantor politik, dan Mesir sedang mencoba untuk memediasi tindak lanjut dari gencatan senjata singkat pada November, di tengah-tengah kecemasan internasional atas melonjaknya jumlah korban jiwa di Gaza dan penderitaan 2,3 juta penduduknya.
Perang dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 252 orang, menurut perhitungan Israel.
Lebih dari 34.600 warga Palestina telah terbunuh, 29 di antaranya dalam 24 jam terakhir, dan lebih dari 77.000 lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong pantai dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
(red/ros)