China kini menjadi negara pembeli batu bara terbanyak bagi Australia, menggeser posisi Jepang. Ini terjadi usai membaiknya hubungan kedua negara, yang sempat renggang saat pandemi Covid-19.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara memang sedang bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 86,52.
RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset berada di posisi bullish.Akan tetapi, RSI dI atas 70 juga memberi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Posisi overbought juga dipertegas dengan Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sudah sangat jenuh beli.
Oleh karena itu, risiko koreksi harga batu bara pun meninggi. Target support terdekat adalah US$ 138/ton. Jika tertembus, maka US$ 134/ton bisa menjadi target berikutnya.
Sementara target resisten terdekat ada di US$ 149/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara naik ke arah US$ 154/ton.
(aji)