Berdasarkan kelompok umur, jumlah anak berusia antara 12 dan 14 tahun di negara ini berjumlah 3,17 juta, diikuti oleh anak usia 9 hingga 11 tahun sebanyak 3,05 juta.
Anak-anak berusia antara 6 dan 8 tahun berjumlah 2,88 juta, dan anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun berjumlah 2,57 juta. Mereka yang berusia di bawah 3 tahun berjumlah 2,35 juta.
Berdasarkan data pemerintah pada 1 Oktober tahun lalu, jumlah anak di Tokyo dan Kanagawa ada melebihi 1 juta.
Osaka mengalami penurunan angka di bawah 1 juta untuk pertama kalinya sejak tahun 1970, ketika pengumuman hasil per prefektur dimulai.
Okinawa mempunyai jumlah anak terbanyak berdasarkan prefektur, yakni sebesar 16,1%, diikuti oleh Shiga dengan 13%, dan Saga dengan 12,9%. Akita memiliki pangsa terkecil yaitu 9,1%, diikuti oleh Aomori 10% dan Hokkaido 10,1%.
Untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran di negara ini, Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida telah merencanakan agenda kebijakan.
Pada Desember lalu, kabinet Jepang menyetujui rencana untuk meningkatkan pengeluaran untuk langkah-langkah terkait sebesar sekitar ¥3,6 triliun per tahun dalam tiga tahun ke depan.
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah setiap tahunnya akan menanggung biaya kuliah hingga ¥540,000 di universitas nasional dan hingga ¥700,000 di universitas swasta mulai tahun fiskal 2025. Kebijakan ini ditujukan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah dan mereka yang memiliki tiga anak atau lebih.
Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah tunjangan penitipan anak yang diberikan kepada rumah tangga dengan orang tua tunggal untuk anak ketiga dan seterusnya serta menaikkan batas pendapatan.
(dec/ros)