Keira Wright - Bloomberg News
Bloomberg, Australia berencana memangkas sekitar A$3 miliar ($2 miliar atau sekitar Rp31,93 triliun) dana pinjaman pendidikan, atau student loan, demi menekan utang lebih dari 3 juta orang, karena negara ini terus bergulat dengan inflasi dan tekanan biaya hidup.
Pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese yang berhaluan kiri-tengah mengumumkan langkah tersebut dalam anggaran bulanannya pada Minggu (5/5/2024), dengan harapan bahwa hal tersebut akan mengurangi tekanan ekonomi terhadap pekerja dan pelajar, kata Menteri Pendidikan Jason Clare dalam sebuah pernyataan.
Australia mengizinkan mahasiswa untuk mengambil pinjaman tanpa bunga untuk membiayai studi mereka, yang pembayarannya secara otomatis dipotong dari gaji mereka setelah mereka memasuki dunia kerja. Peningkatan indeksasi yang tajam telah menyebabkan beberapa utang meningkat, bahkan setelah pembayaran kembali.
Pemerintah mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya akan secara retrospektif membatasi tingkat indeksasi pinjaman mahasiswa pada tingkat yang lebih rendah dari Indeks Harga Konsumen atau Indeks Harga Upah sejak awal Juni tahun lalu, yang berarti indeksasi pada 2023 yang mencapai rekor 7,1% akan dikurangi menjadi 3,2 %.
“Ini akan menghapus apa yang terjadi tahun lalu dan memastikan hal itu tidak akan terjadi lagi,” kata Clare dalam pernyataannya.
Perubahan tersebut akan menghasilkan pengurangan tahun ini sekitar A$1,200 untuk siswa dengan rata-rata utang US$26,500, sambil menunggu pengesahan undang-undang.
(bbn)