China kini menjadi negara pembeli batu bara terbanyak bagi Australia, menggeser posisi Jepang. Ini terjadi usai membaiknya hubungan kedua negara, yang sempat renggang saat pandemi Covid-19.
Analisis Teknikal
Bagaimana proyeksi harga batu bara minggu depan? Apakah harga masih kuat menanjak?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara masih di area bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 62,29. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 100. Sudah paling tinggi, sudah sangat jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, risiko koreksi harga batu bara pun meninggi. Target support terdekat adalah US$ 134/ton. Jika tertembus, maka US$ 130/ton boleh menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 149/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara naik lagi menuju US$ 152/ton.
(aji)