Di tengah anjloknya nilai tukar, kondisi likuiditas yang salah satunya tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) saat ini juga tercatat mengalami kenaikan. Hal ini, membuat perbankan harus mulai berhati-hati menjaga kesehatan likuiditas yang dimiliki.
Purbaya menerangkan, DPK rupiah di bank umum saat ini tumbuh sebesar 7,73%. Menurutnya, para deposan yang menyimpan dananya di bank tidak terburu-buru menukarkan uangnya ke dolar AS.
“Masyarakat masih nyaman dengan keadaan ekonomi yang sekarang sehingga confident [yakin] rupiah masih tinggi meskipun ada pelemahan sedikit,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga melaporkan mayoritas simpanan DPK di bank umum di atas Rp5 miliar pada Maret 2024 mencapai US$71,97 miliar, atau sekitar 84,4% dari total DPK Valas di bank umum.
“Jadi kemungkinan besar masih korporasi-korporasi besar yang mendominasi simpanan valas di perbankan kita,” pungkas Purbaya.
Sebagai informasi, kondisi LDR yang tinggi menunjukkan kondisi likuiditas suatu bank semakin ketat. Sebaliknya, jika LDR tercatat dalam level yang rendah, maka singkatnya likuiditas suatu bank berada pada kondisi yang semakin longgar.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, LDR bank umum tercatat berada di kisaran 84,05%. Besaran tersebut terekam mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Februari 2023, yang berada di angka 79,80%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam 2 hari terakhir. Bank Indonesia (BI) meyakini rupiah bisa terus menguat dan nantinya berada di bawah Rp 16.000/US$.
Pada Jumat (3/5/2024), US$ 1 setara dengan Rp 16.083 kala penutupan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,63% dibandingkan hari sebelumnya.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan bahwa penguatan rupiah akan terus berlanjut sampai akhir tahun. Ini sudah terlihat dari dinamika di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) di mana tenor 1 bulan sudah mengarah ke kisaran Rp 16.000/US$.
"BI meyakini nilai tukar rupiah menguat ke Rp 16.000/US$, dan kemudian ke Rp 15.800/US$," tegasnya dalam jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/5/2024).
(azr/lav)