Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengumumkan kelompok kapal induk Nimitz milik AS akan tiba di Busan pada Selasa (28/03/2023) dalam rangka meningkatkan kekuatan militer gabungan sekutu. Terakhir kali kapal induk Angkatan Laut (AL) AS mengunjungi Korea Selatan enam bulan lalu. Saat itu, Korea Utara menembakkan rudal pertamanya ke Jepang dalam lima tahun terakhir yang meningkatkan ketegangan militer di kawasan itu. Pada kunjungan itu, kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan menggelar latihan anti rudal yang melibatkan Korea Selatan dan Jepang, yang memancing kemarahan Pyongyang.
Meski belum ada informasi tentang latihan gabungan dengan ketiganya selama kunjungan USS Nimitz, kelompok kapal induk itu telah melakukan latihan dengan AL Korea Selatan pada Senin (27/03/2023).
Korea Utara melakukan uji coba peluncuran dua rudal balistik jarak pendek pada Senin (27/3/2023), menambah rentetan uji coba dalam beberapa minggu terakhir yang mencakup dua rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mengirim hulu ledak nuklir ke daratan AS dan sekitar selusin roket yang dapat digunakan dalam serangan nuklir ke Korea Selatan dan Jepang. Sebagian besar personel militer AS ada di dua negara itu.
Salah satu senjata baru yang diluncurkan Korut adalah drone bawah laut yang disebut dapat melancarkan serangan nuklir yang mampu menyebabkan tsunami radioaktif. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya meragukan klaim tersebut.
Korea Utara telah menembakkan 15 rudal balistik sejak 18 Februari dan telah lama menekankan bahwa latihan bersama adalah awal dari invasi dan perang nuklir. Pada Januari, AS dan Korea Selatan mengumumkan rencana untuk meningkatkan skala latihan militer mereka. Jepang, yang dianggap sebagai musuh bubuyutan Korut, juga telah bergabung dalam beberapa latihan militer di beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, latihan gabungan AS sempat dikurangi atau dihentikan di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dengan harapan terjadi negosiasi dengan Kim Jong Un. Namun, pembicaraan tersebut tidak menghasilkan langkah konkret dan Korut justru semakin memperkuat persenjataan nuklirnya.
(bbn)