"Perseroan menyampaikan bahwa terkait dengan metode pendanaan yang dapat dimanfaatkan oleh Perseroan dengan menggunakan Saham Baru yang diterbitkan melalui PMTHMETD, saat ini masih belum ada keputusan yang diambil oleh Perseroan karena Perseroan masih terus menjajaki berbagai peluang. Selain itu, keputusan untuk melaksanakan PMTHMETD akan dilakukan apabila terdapat kesempatan untuk melakukan hal ini yang akan bergantung pada kondisi pasar," tulis pernyataan dari GOTO.
Sebelumnya GOTO pernah melaksanakan private placement dengan menerbitkan 17,04 miliar saham baru. Penerbitan saham baru yang dilakukan GOTO membuat total saham ditempatkan dan disetor penuh setelah private placement mencapai 1,2 triliun lembar.
Dalam aksi korporasi tersebut, International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group menjadi investor. Tidak hanya IFC, ada pula firma investasi asal AS yaitu Franke & Company yang akan menjadi investor GOTO.
Buyback Saham
Pada Keterbukaan Informasi yang sama, GOTO juga menyatakan akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan jumlah Rp3,2 triliun atau setara dengan US$200 juta. Dana tersebut termasuk biaya transaksi, biaya pedagang perantara dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi Pembelian Kembali Saham Perseroan.
"Sumber dana yang digunakan sebagai biaya untuk melaksanakan Pembelian Kembali Saham Perseroan di atas bukan merupakan dana hasil penawaran umum dan bukan merupakan dana yang berasal dari pinjaman dan/atau utang dalam bentuk apa pun," tulis Keterbukaan Informasi GOTO.
GOTO menyatakan perkiraan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 10% (sepuluh persen) saham termasuk saham treasuri Perseroan saat ini. "Pada tanggal Keterbukaan Informasi ini, jumlah saham treasuri Perseroan adalah 10.264.665.616 saham atau setara dengan 0,85% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan," kata manajemen GOTO.
GOTO menyatakan alasan buyback saham adalah perseroan melihat perbaikan pada tingkat profitabilitasnya. Perseroan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat tahun 2023, dimana hal ini merupakan perbaikan delapan kuartal berturut-turut. Pencapaian ini memperkuat posisi Perseroan pada jalan yang tepat untuk mencapai target impas balik (breakeven) di masa mendatang.
GOTO juga menyatakan prioritas Perseroan adalah berinvestasi dengan penuh kehati-hatian pada fundamental dari bisnis Perseroan seiring dengan meneruskan disiplin biaya dimana Perseroan bertujuan untuk memastikan pertumbuhan Perseroan tetap berkelanjutan untuk jangka panjang. Saldo kas sebesar Rp 23 triliun pada tanggal 31 Maret 2024, dimana saldo ini adalah cukup untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
"Pertimbangan utama Perseroan dalam melakukan Pembelian Kembali Saham adalah agar Perseroan dapat memiliki fleksibilitas dan opsi yang lebih baik dalam mengelola modal dan memaksimalkan imbal hasil (return) kepada pemegang saham," kata Manajemen GOTO.
(dba)