Salah satu sebab koreksinya saham BTPS yang begitu masif, investor asing gencar melego saham BTPS. Tercatat sejak April 2024, saham BTPS dilangsungkan aksi jual bersih (Net Sell) mencapai Rp36,96 miliar.
Lebih jauh, sepanjang 2024 atau dalam tahun berjalan, saham BTPS diobral investor asing mencapai Rp301,8 miliar. Sejalan dengan penurunan harga, investor asing juga gencar melangsungkan aksi jual sejak 2020 atau masa puncaknya dengan Net Foreign Sell hingga menyentuh angka Rp1,49 triliun,
Tak hanya sampai di situ, termasuk hari ini, saham BTPS telah jatuh mencapai 76,14% sejak puncaknya dari harga Rp5.050/saham, berdasarkan data Bloomberg.
Sentimen lainnya ialah, kekhawatiran tingkat kinerja BTPS yang mencetak penurunan profitabilitas. Di sepanjang Kuartal I-2024, laba bersih tercatat anjlok 37,84% dengan tersisa hanya Rp263,99 miliar dibandingkan pencapaian satu tahun sebelumnya Rp424,72 miliar.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, penurunan kinerja Bank BTPN Syariah terjadi pada area top line. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil turun 2,08% menjadi Rp1,25 triliun.
Hal ini didorong oleh penurunan outstanding pembiayaan sebesar 4,47% menjadi Rp10,88 triliun pada Kuartal I-2024. Penurunan juga terjadi pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar 3,32% menjadi Rp11,74 triliun.
Berikutnya, BTPN Syariah juga mencatatkan kenaikan beban yang luar biasa besar terutama pada pos kerugian penurunan nilai aset keuangan sebesar 49,47% menjadi Rp384,29 miliar.
Dengan performa ini, BTPS mencatatkan penurunan pada seluruh Rasio Rentabilitas. Return on Assets (RoA) jatuh dari sebelumnya 9,98% pada Maret 2023 menjadi 6,22% pada Maret 2024, sementara Return on Equity (RoE) ambles dari 21,29% menjadi hanya 13,17%.
Sedangkan, Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 11 analis menghasilkan target harga saham BTPS di angka Rp1.738,50/saham dalam 12 bulan ke depan.
Dengan 6 analis merekomendasikan Hold untuk saham BTPS.
Ilham Firdaus, BNI Sekuritas memberikan rekomendasi Hold untuk saham BTPS dengan target harga Rp1.500/saham. Sementara, Posmarito Pakpahan, Analis UOB Kay Hian memberikan rekomendasi Hold dengan target harga dapat mencapai Rp1.700/saham.
(fad)