Pada kuartal pertama fiskal, Apple mengalami penurunan pendapatan nyaris 5% dengan pelemahan harga saham sekitar 10% sepanjang 2024 (ytd), pada saat indeks Nasdaq 100 juga mengalami pertumbuhan 3,9%. Sahamnya naik 1,9% hari Kamis, waktu AS.
Kurang dari 60% analis yang dilacak oleh Bloomberg merekomendasikan untuk membeli saham tersebut, rasio yang jauh di bawah rasio perusahaan teknologi megacap lainnya. Bernstein meningkatkan peringkat sahamnya awal pekan ini, menyebut kelemahan China “lebih bersifat siklus daripada struktural”.
Bernstein mendesak investor melakukan keputusan investasi dengan “buy the fear.” Citi juga melihat adanya titik terendah dalam sentimen tersebut. Meski begitu, analis lain menyampaikan bahwa Apple tetap diestimasi sekitar 25 kali dari perkiraan pendapatan dan tetap belum menyentuh pencapaian terbaik empat tahun lalu.
“Lebih sulit menemukan argumen untuk membeli Apple dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan megacap lainnya. Ia tidak dapat mendukung pertumbuhan, tidak memiliki strategi AI yang mematikan, dan bahkan tidak murah,” kata Daniel Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust.
Rencana jangka panjang Apple dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga dinilai pasar telah jauh tertinggal dari para rivalnya.
“Ekspektasinya tidak terlalu tinggi pada kuartal ini, meski demikian kalau pasar mendapatkan prospek yang lebih baik, ditambah dengan beberapa alasan yang mendukung AI, kita bisa melihat valuasinya mulai akan naik,” kata Matt Stucky, chief portfolio manager Northwestern Mutual Wealth Management.
“Mungkin sulit untuk mengandalkan hal itu [kinerja kuartal kedua fiskal], terlepas dari itu semua Apple tetap menyandang saham defensif berkualitas tinggi, dengan keuntungan pemegang saham dan arus kas yang besar. Keuntungan adalah alasan dominan untuk mempunyai posisi.”
Pasar kemudian menanti CEO Tim Cook yang akan berbicara di Worldwide Developers Conference bulan depan soal bocoran langkah Apple yang sudah lama ditunggu-tunggu, pengembagan AI.
Tim Cook mencoba meyakinkan pasar bahwa Apple tetap dapat bersaing lewat pengintegrasian perangkat keras dan perangkat lunak secara erat, menggunakan cip internal, dan menjadikan privasi dan keamanan sebagai prioritas. Perilisan iPhone baru dan perangkat mixed-reality Vision Pro berpeluang jadi target integrasi AI perusahaan.
Chief Financial Officer (CFO) Luca Maestri menegaskan kembali, “kami melakukan investasi yang signifikan di bidang ini. Kami yakin kami berada di posisi yang tepat.”
Upaya pembelian saham kembali (buyback) dalam jumlah besar juga menjadi perhatian pelaku pasar. Sejak 2012 Apple telah menggelontorkan dana lebih dari US$650 juta (sekitar Rp10,4 triliun) untuk buyback. Kebijakan buyback menjadi tren banyak perusahaan teknologi besar, sebelumnya Alphabet Inc, induk Goole dan Meta Platforms Inc juga melakukannya.
Sebelumnya, para eksekutif Apple memuji pertumbuhan perusahaan di pasar negara berkembang. Hal ini termasuk rekor pendapatan tertinggi sepanjang masa di Indonesia, yang Tim Cook sambangi bulan lalu dalam turnya ke Asia Tenggara.
“Pangsa pasar di wilayah ini sebelumnya masih rendah, namun dengan populasi besar dan terus bertambah, produk kami benar-benar membuat banyak kemajuan,” kata mereka dalam laporan Bloomberg News.
Ringkasan kinerja keuangan Apple
-
Pendapatan Apple untuk keseluruhan perangkat dan jasa layanan US$90,8 miliar.
-
Penjualan perangkat iPhone US$$45,96 miliar, pasar di China sumbang US$16,4 miliar
-
Penjualan iPad US$5,56 miliar, lebih rendah dari konsensus US$5,9 miliar
-
Penjualan Mac US$7,45 miliar, melampaui konsensus US$6,79 miliar
-
Penjualan perangkat home, aksesori dan wearables US$7,9 miliar, lebih rendah dari konsensus US$8,29 miliar
-
Pendapat dari layanan Apple Music, platform streaming TV+ dan langganan iCloud, US$23,9 miliar
-
Perangkat Vision Pro diklaim diminati konsumen korporasi, Apple merahasiakan angka penjualan
-
Laba per saham US$1,53 per saham.
-
Apple berencana membagi dividen 25 sen per saham (setara 4%)
-
Apple berencana buyback saham tambahan Rp1,7 triliun
- Dengan asistensi Ryan Vlastelica.
(bbn)