Logo Bloomberg Technoz

Berikut ini kondisi likuiditas yang ditunjukkan dari LDR Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BTN:

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

Dalam laporan keuangan BCA triwulan I 2024, LDR korporasi tercatat pada besaran 71,23%. Besaran ini juga tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan triwulan I-2023 sebesar 65,61%.

BCA dan entitasnya membukukan pertumbuhan kredit senilai Rp835,7 triliun per Maret 2024 atau tumbuh sebesar 17,1% (year-on-year/yoy). Sementara itu, laba bersih BCA dan entitas turut tumbuh 11,7% yakni sebesar Rp12,9 triliun pada kuartal I 2024.

Kredit korporasi tercatat tumbuh 22,1% (yoy) yang per Maret 2024 tercatat sebesar Rp389,2 triliun. Sedangkan kredit komersial naik 9,3% (yoy) menjadi Rp125,2 tiriliun, kinerja kredit UKM BCA tercatat naik 13,5% (yoy) yang mencapai Rp11,04 triliun, begitu juga kredit konsumer naik 14,9% (yoy) menjadi Rp201,6 triliun.

Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% (yoy) mencapai Rp121,7 triliun, KKB tumbuh 22,2% (yoy) menjadi Rp59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebagian besar kartu kredit sebesar 22,6% (yoy) mencapai Rp17,1 triliun.

Rasio loan at risk (LAR) yang berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan setahun yang lalu yakni 9,8%. Selanjutnya, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 1,9%, sedangkan rasio pencadangan NPL dan LAR masing-masing berada di level 220,3% dan 71,9%.

Pada sisi pendanaan total dana pihak ketiga (DPK) tercatat naik 7,9% (yoy) menjadi Rp1,121 triliun per Maret 2023. Dana giro dan tabungan (Current Account Savings Account/CASA) juga menyentuh Rp904,5 triliun atau tumbuh 7,3% (yoy).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI

LDR BRI pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%, besaran tersebut terbilang cukup baik jika dibandingkan dengan LDR per akhir Maret 2023 yang sebesar 85,26%. Sementara itu, dari sisi permodalan BRI membukukan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97%.

BRI mencatat pertumbuhan kredit Rp1.308,65 triliun pada kuartal I 2024, atau tumbuh 10,89% dibanding kuartal I 2023.

Penyaluran kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi penopang kinerja pembiayaan perusahaan dengan porsi 83,25% atau mencapai Rp1.089 triliun.

Berdasarkan laporan kinerja BRI, kredit segmen mikro tercatat Rp622,61 triliun atau tumbuh 10,51%, sedangkan kredit kecil dan menengah tercatat tumbuh 8,06% menjadi Rp272,85 triliun. Sementara itu, kredit konsumen meningkat 11,61% menjadi Rp193,96 triliun, dan kredit korporasi melonjak 15,17% menjadi Rp219,24 triliun.

Sementara penyaluran kredit berdampak pada meningkatnya aset perusahaan sebanyak 9,11%, yakni menjadi Rp1.989 triliun.

Rasio kredit bermasalah NPL perusahaan tercatat berada di kisaran 3,11% dan dengan LAR yang mencatatkan positif menjadi 12,7% dari sebelumnya 16,39% pada akhir kuartal I 2023.

Adapun, DPK tercatat sebesar Rp1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80% (yoy) hingga akhir Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80% secara (yoy).

PT Bank Mandiri Tbk 

LDR Bank Mandiri tercatat naik dari 84,9% per Maret 2023 menjadi 89,66% pada Kuartal I-2024.

Bank Mandiri mencatatkan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp24,18 triliun, naik 5,11% secara tahunan.Naiknya pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan melalui komisi yang tumbuh menjadi Rp5,13 triliun dari sebelumnya di Rp4,7 triliun.

Tumbuhnya pendapatan bunga tersebut turut membuat beban bunga juga membengkak 35,41% menjadi Rp11,35 triliun dari sebelumnya di Rp8,38 triliun.

Kemudian, secara konsolidasi, Bank Mandiri (BMRI) juga masih mencatatkan pertumbuhan kredit menjadi Rp1.393,0 triliun atau naik 18,85% secara tahunan.

Seiring dengan itu, tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net juga tercatat di 0,33% dari sebelumnya di 0,37%. NPL Gross juga tercatat masih di 1,19%.

Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 12,99% menjadi Rp1.577 triliun dari sebelumnya di Rp1.392 triliun. Pertumbuhan itu ditopang oleh deposito yang naik 12,12% menjadi Rp402,96 triliun.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI

BNI mencatatkan kenaikan rasio pinjaman terhadap simpanan atau LDR menjadi 89%, dibanding periode yang sama tahun lalu berada di level 85,8%.

BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp695,16 triliun pada akhir Kuartal I-2024, besaran tersebut tumbuh 9,6% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp634,3 triliun.

Kredit BNI utamanya disalurkan ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp272,1 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp102,7 triliun atau tumbuh 23% dibandingkan kuartal I-2023.

Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3% (yoy) menjadi Rp60,1 triliun. Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17% (yoy) menjadi Rp52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4% (yoy) menjadi Rp14,2 triliun.

Lebih lanjut, dukungan pada segmen UMKM yang dilaksanakan BNI Group juga menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja luar biasa dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance.

Hibank mencatat pembiayaan segmen UMKM tumbuh sebesar 72% (yoy), dan BNI Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 370% (yoy) yang didominasi pembiayaan konsumer. Hal ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya.

Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan DPK yang mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah, dimana kontribusi CASA masih mendominasi sebesar Rp543,50 triliun atau 69,7% dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0% dibandingkan kuartal I-2023.

Rasio NPL gross pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0%, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, rasio Loan at Risk turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya pada level 16,3%.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN

Menilik laporan usaha BTN, LDR per Maret 2024 tercatat sebesar 96,23%, besaran tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar 93,79%.

BTN membukukan laba bersih sebesar Rp860 miliar, naik 7,4% secara tahunan. Sementara itu, total aset BTN tercatat sebesar Rp454,0 triliun atau mengalami pertumbuhan 13,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp401,5 triliun.

Pendapatan bunga tercatat Rp7,67 triliun, mengalami kenaikan sebesar 14,9% secara tahunan. Beban bunga BTN lompat 25% secara tahunan menjadi Rp4,44 triliun. Sehingga, meski laba naik, namun margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun 25 basis poin (bps) menjadi 3,3%.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BTN menyalurkan kredit Rp344,24 triliun. Angka ini naik 14,8% secara tahunan. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans).

Kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun.

Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp88,8 triliun di kuartal I/2023.

Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) gross menjadi 3% pada kuartal I/2024, dari 3,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio LAR juga tercatat menurun ke level 21,6% dari sebelumnya 24,2%.

Sementara itu, DPK tumbuh 11,9% menjadi Rp357,7 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan Rp319,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini masih melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 3,8% (yoy).

(azr/lav)

No more pages