Menurut laporan media, kematian Dean terjadi setelah meninggalnya pelapor (whistleblower) Boeing lainnya, John Barnett, yang meninggal karena luka akibat bunuh diri pada bulan Maret.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang diterbitkan awal tahun ini, Dean mengatakan bahwa dia diberhentikan selama penghentian operasi akibat pandemi. Saat kembali bekerja pada Mei 2021, Spirit telah kehilangan banyak mekanik dan auditor paling berpengalaman mereka. Menurut laporan tersebut, Dean menduga dirinya kemudian dipecat setelah melaporkan adanya lubang yang salah dibor pada badan pesawat. Juru bicara perusahaan pada saat itu mengatakan mereka sangat tidak setuju dengan pernyataan dalam gugatan hukum pemegang saham.
Menurut Seattle Times, Dean telah mengajukan keluhan kepada Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Department of Labor) yang menuduh pemecatannya sebagai pembalasan karena melaporkan masalah keamanan.
Rekam jejak keselamatan dan budaya kerja Boeing berada di bawah pengawasan ketat setelah serangkaian masalah kontrol kualitas yang menjadi sorotan publik, termasuk insiden ledakan di udara yang hampir membawa bencana awal tahun ini. Insiden pada penerbangan Alaska Airlines tersebut menyebabkan FAA memerintahkan penghentian sementara operasi 171 pesawat untuk pemeriksaan, sementara maskapai penerbangan di seluruh dunia secara singkat menghentikan operasional pesawat Max 9 mereka. Tidak ada yang terluka dan pesawat berhasil mendarat dengan selamat.
Boeing 737 Max memiliki sejarah kelam. Jet tersebut dilarang terbang oleh regulator di seluruh dunia setelah kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia pada tahun 2018 dan 2019, yang menewaskan ratusan penumpang. Larangan terbang tersebut dicabut pada November 2020 di AS setelah Boeing melakukan serangkaian peningkatan perangkat lunak dan perubahan pelatihan. Negara-negara lain kemudian mengikutinya.
(bbn)