Logo Bloomberg Technoz

Aset-aset pasar portofolio domestik dinilai masih cukup menarik dibandingkan pasar negara berkembang lain menilik fundamental ekonomi Indonesia dianggap jauh lebih stabil.

Yield obligasi rupiah menurun seiring sentimen arah bunga acuan BI7DRR yang telah mengakhiri serial kenaikan tahun ini.

Pasar obligasi di seluruh dunia sedang naik pamor menyusul ekspektasi pelaku pasar terhadap arah bunga acuan bank sentral Amerika, The Federal Reserve, yang diperkirakan akan mengakhiri serial kenaikan bunga menyusul risiko resesi yang meningkat akibat guncangan di sektor perbankan. 

Indonesia mendapat skor lebih bagus karena laju inflasi yang sudah terkendali dengan pernyataan kuat dari bank sentral bahwa level bunga acuan saat ini sudah memadai, hingga akhir tahun.

“Fundamental ekonomi Indonesia relatif lebih baik dengan valuasi yang menarik dibandingkan dengan pasar negara berkembang lain, di mana itu mendorong aliran modal asing masuk ke pasar surat utang domestik di tengah penurunan yield US Treasury dan dolar AS,” jelas Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research di Mandiri Sekuritas seperti dilansir Bloomberg News, Selasa (28/3/2023).

Dalam riset Mandiri Sekuritas, peringkat Indonesia di Indeks Kerapuhan (Vulnerability Index) berada di ranking terakhir di antara emerging market lain berdasarkan beberapa indikator. Mulai dari kebijakan bunga acuan bank sentral, inflasi, neraca transaksi berjalan, neraca fiskal, utang luar negeri, utang publik dan cadangan devisa.

Selama 2023, berdasarkan data setelmen hingga 21 Maret lalu, pemodal asing mencatat beli neto sebesar Rp 41,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan sebesar Rp 1,07 triliun di pasar saham domestik, menurut laporan Bank Indonesia yang dipublikasikan akhir pekan lalu. 

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi memprediksi, nilai tukar rupiah hari ini berpeluang menguat ke kisaran Rp 15.000 per dolar AS didukung sentimen pasar yang mulai mereda kekhawatiran terhadap guncangan sektor perbankan di Amerika.

Hari ini pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN dengan target indikatif Rp 20 triliun dan target maksimal sebesar Rp 30 triliun. Ada 7 seri SUN yang akan dilelang pekan depan di mana dua di antaranya adalah emisi baru yaitu SPN03230628 dan SPN12240328 yang tenornya di bawah 1 tahun dan 5 seri yaitu FR0095, FR0096, FR0097, FR0098 dan FR0089.

Mengacu pada analisis teknikal, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan akan bergerak sideways di antara Rp 15.150 - Rp 15.200 per dolar AS.

- dengan asistensi Muhammad Julian Fadli

(rui)

No more pages