Rupiah Menuju Rp 15.000/US$, SUN dan Obligasi Korporasi Diburu
Ruisa Khoiriyah
28 March 2023 09:09
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali menguat seiring memudarnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap meluasnya guncangan di sektor perbankan di Amerika dan Eropa. Setelah kemarin kompak melemah bersama mata uang emerging market lain, rupiah hari ini akan mendapatkan banyak vitamin penguat. Di pasar spot pairing USD/IDR diperdagangkan di kisaran Rp 15.110 per dolar AS pada pukul 9:07 WIB, Selasa (28/3/2023).
Pairing USD/IDR kemarin naik tipis 5 bps, mengantarkan pelemahan nilai tukar rupiah ke posisi Rp 15.160 per dolar AS, karena tekanan yang dialami oleh pasar di seluruh dunia yang khawatir peningkatan risiko resesi Amerika gara-gara guncangan sektor perbankan. Meski tertekan sedikit, posisi nilai tukar rupiah itu masih di atas rata-rata pergerakan selama 2023 di level Rp 15.235 per dolar AS.
Ketika pelaku pasar mengkhawatirkan risiko resesi AS meningkat akibat pecahnya berbagai skandal kegagalan bank, tekanan di pasar saham tidak bisa dibendung. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot ke level 6.708,93, Senin (27/3/2023), terseret aksi jual pemodal lokal. Hari itu investor asing masih mencatat net buy sebesar Rp 115,76 miliar, melanjutkan aksi borong saham sejak 21 Maret.
Obligasi rupiah jadi incaran
Di pasar surat utang terlihat ada kenaikan animo pemodal memborong obligasi, baik Surat Berharga Negara (SBN) maupun obligasi korporasi. Hal itu terindikasi dari tingkat imbal hasil alias yield surat utang rupiah yang kebanyakan menurun. SUN tenor 10 tahun sempat ke level 6,748%, menurun 4 bps. Surat utang tenor pendek 2 tahun paling banyak diburu dengan penurunan yield hingga 8,9 bps ke posisi 6,263%.
Obligasi korporasi tenor setahun berdenominasi rupiah yield-nya jatuh ke level 6,41% pada Jumat pekan lalu, menjadi level terendah sejak 27 Februari berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Adapun yield untuk obligasi rupiah terbitan korporasi bertenor tiga tahun juga meluncur turun di level terendah sebulan terakhir pada posisi 6,93%.