Total aset tercatat juga susut menjadi Rp92,20 triliun dari sebelumnya di Rp95,5 triliun. Ekuitas juga turun menjadi Rp10,62 triliun dari sebelumnya di Rp11,60 triliun.
Sementara itu, WIKA, juga masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,14 triliun sepanjang kuartal I-2024. Ini juga membengkak 117% dari sebelumnya yang hanya Rp521,2 miliar.
Kerugian itu juga sejalan dengan torehan pendapatan bersih perseroan yang juga susut 18,75% menjadi Rp3,53 triliun dari sebelumnya, Rp4,34 triliun.
Susutnya pendapatan itu juga lantaran pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung, yang menyumbang porsi paling besar turun menjadi Rp1,53 triliun dari sebelumnya, Rp2,37 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari segmen industri naik menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya di Rp955,8 miliar. Pendapatan dari energi dan industrial plant kembali susut menjadi Rp585, miliar dari sebelumnya, Rp744,5 miliar.
Selain itu, pendapatan dari hotel tercatat senilai Rp 192,28 miliar, realty dan properti Rp 33,02 miliar, dan investasi Rp 35,81 miliar.
WIKA juga mencatatkan kenaikan beban penjualan sebesar 32,30% dari sebelumnya Rp 1,19 miliar di kuartal I-2023, menjadi Rp 1,58 miliar di kuartal I-2024.
Adapun total aset WIKA hingga akhir Maret 2024 turun tipis menjadi Rp 64,6 triliun dibandingkan akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 65,9 triliun.
(ibn/dhf)