"Menguatnya momentum sentimen bullish pasar global akan berefek positif ke tren bullish pasar SBN yang baru dimulai kemarin sehingga yield INDOGB [SBN berdenominasi rupiah] 10Y bisa bergerak ke 7,1%-7,2%. Akan tetapi, penurunan INDON [SBN berdenominasi dolar AS] berpeluang lebih terbatas akibat selisih antara yield 2Y INDON dan UST yang terlalu rendah, hanya sebesar 57 bps di bawah rata-rata 5 tahun 73,6 bps sehingga yield akan bergerak di 5,40-5,50%," kata Lionel Prayadi, Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas dan Research Analys Nanda P Rahmawati dalam catatannya untuk klien, pagi ini.
Rupiah juga berpeluang menguat ke kisaran Rp16.150-Rp16.250/US$. Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi penguatan menuju Rp16.150-Rp16.100/US$., dan target penguatan berikutnya di Rp16.050/US$. Dalam jangka menengah, rupiah berpotensi membentuk tren Higher High, kian mendekati MA-50 dan MA-100, serta ada di trendline channel yang berpotensi menuju Rp15.980/US$, tercermin dari time frame daily dan menggaris chart tren satu tahun ke belakang.
Sebaliknya bila sentimen hari in berbalik tidak menguntungkan rupiah, ada level support terdekat menuju Rp16.220/US$, dengan kisaran gerak rupiah dalam support di antara Rp16.200-Rp16.300/US$.
(rui)