Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan penambahan 240.000 pekerjaan, yang akan menjadi laju paling lambat sejak November. Sedangkan tingkat pengangguran April diprediksi tetap di 3,8%.
Chief Economist untuk Amerika di Bloomberg Economics Anna Wong, memperkirakan data ketenagakerjaan April akan kuat. "Analisis kami menunjukkan dampak kenaikan suku bunga di masa lalu mencapai puncaknya saat ini. Dengan asumsi The Fed menunda penurunan bunga acuan, kami perkirakan tingkat pengangguran akan naik jadi 4,5% saat tutup tahun," kata Wong.
Ia memprediksi angka NFP akan ada di kisaran 200.000, lebih rendah dibanding konsensus pasar serta tingkat pengangguran melonjak ke 3,9%. Sedangkan pertumbuhan upah bulanan ia prediksi akan terjadi apresiasi 0,4% dibandingkan Konsensus 0,3%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, The Fed memutuskan pada pertemuan Rabu kemarin untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan di 5,25% – 5,5% setelah serangkaian data yang menunjukkan tekanan harga yang masih ada.
Namun demikian, Gubernur Jerome Powell mengatakan kecil kemungkinan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam langkah berikutnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Federal Reserve memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di pertemuan kebijakan mereka. Gubernur Jerome Powell mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sehingga menghapus kekhawatiran mengenai Federal Reserve tidak mampu mengendalikan inflasi.
Sentimen lanjutan, dalam laporan Economic Outlook terbaru, OECD mengatakan ekonomi global tumbuh lebih cepat dari ekspektasi mereka di bulan Februari lalu, didorong oleh ketahanan ekonomi AS sementara inflasi bergerak lebih cepat dari ekspektasi dalam mendekati target Bank Sentral.
“OECD merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 3,1% dari 2,9% di Februari. Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus menguat menjadi 3,2% tahun depan. Prospek yang lebih cerah ini memberi indikasi bahwa ekonomi global mampu menghindari memasuki fase stagflasi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Phillip Sekuritas menyebut, Federal Reserve seharusnya sudah bisa memangkas suku bunga di Semester II-2024. Penilaian OECD ini menguatkan pandangan dari lembaga-lembaga internasional lainnya, termasuk Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang juga telah menaikkan proyeksinya bulan lalu.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 1,61% ke 7.117 disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai supportnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (3/5/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, GOTO, MARK, MDKA, dan INCO.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, jika IHSG bertahan di atas 7.100 terdapat peluang rebound kembali ke kisaran 7.150 di Jumat (3/5). Sebaliknya, jika breaklow 7.100, maka IHSG berpotensi kembali uji level psikologis 7.000 (3/5).
“Pasar mencermati data U.S. Non Farm Payrolls yang diperkirakan turun ke 243 ribu di April 2024 dari 303 ribu di Maret 2024. Kondisi ini diyakini memberikan tekanan bagi The Fed terkait potensi menahan suku bunga acuan lebih lama dari perkiraan,” tulisnya.
CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan suku bunga acuan di September 2024 sebesar 43,9%, hampir sama dengan peluang dipertahankan sebesar 42%. Peluang terbesar pemangkasan kini bergeser ke FOMC November 2024.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham DSNG, TAPG, LSIP, ELSA, dan SMGR.
(fad)