Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) yang anjlok 24,8% PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) yang jatuh 22%, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang ambruk 8,57%.
IHSG menjadi yang paling ambles dari sekian Bursa Asia yang tertekan di zona merah, TW Weighted Index (Taiwan), PSEI (Filipina), Shenzhen Comp. (China), SETI (Thailand), KOSPI (Korea Selatan), Shanghai Composite (China), NIKKEI225 (Tokyo), dan TOPIX (Jepang), yang terpangkas masing-masing 0,85%, 0,81%, 0,70%, 0,34%, 0,31%, 0,26%, 0,10%, dan 0,03%.
Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam di Asia, mengungguli indeks saham Taiwan dan Filipina, juga China.
Sementara Bursa Saham Asia lainnya yang parkir di zona hijau i.a Hang Seng (Hong Kong), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KLCI (Malaysia), dan Straits Times (Singapura), yang menguat masing-masing 2,60%, 0,57%, 0,27%, dan 0,13%.
Sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini adalah datang dari sikap hati-hati pasar merespons hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) semalam.
Hal ini menyebabkan para pelaku pasar menilai perkiraan penurunan suku bunga akan sangat jauh lebih sedikit pada 2024 dibandingkan sejak awal tahun kemarin.
Adapun Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25–5,5%, yang tertinggi dalam dua dekade terakhir untuk pertemuan keenam berturut-turut. Keputusan ini diambil secara aklamasi, sepakat bulat, tidak ada dissenting opinion.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pernyataan pejabat tinggi The Fed mengulangi pernyataan-pernyataan sebelumnya yang mengatakan mereka mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya bagi Federal Reserve untuk mendapatkan keyakinan yang cukup tentang lintasan inflasi untuk mulai memangkas suku bunga, kata Gubernur Jerome Powell.
Dengan latar belakang data ekonomi yang tangguh, kenaikan harga-harga juga telah menyebabkan perubahan nada di antara para pejabat The Fed. Pemangkasan suku bunga yang diisyaratkan oleh Powell pada Desember sangat bergantung pada perlambatan inflasi yang berkelanjutan–sesuatu yang belum terjadi.
Kemudian, sentimen juga datang dari dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi April 2024 pada siang tadi. Seperti ekspektasi sebelumnya, laju inflasi melambat secara bulanan, dan juga secara tahunan.
BPS memaparkan, terjadi inflasi 0,25% pada April dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,52%. Serta lebih rendah dibandingkan konsensus pasar.
Adapun Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi April sebesar 0,3% mtm.
Secara tahunan, dibandingkan dengan inflasi pada April 2023 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 3% yoy. Lebih rendah dibandingkan Maret yang 3,05% yoy. Artinya, inflasi RI melandai.
Sementara, Konsensus Bloomberg memperkirakan inflasi April sebesar 3,1% yoy.
"Inflasi April lebih rendah dibandingkan Maret, yang bertepatan dengan awal Ramadan. Juga lebih rendah dibandingkan periode lebaran 3 tahun sebelumnya yaitu April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021," ungkap Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (2/5/2024).
(fad/ain)