Rupiah spot menguat meninggalkan zona Rp16.200-an/US$ pada pukul 14:57 WIB. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp16.185/US$, menguat 0,46% dibanding level penutupan pada perdagangan sebelum libur Hari Buruh. Penguatan rupiah menjadi yang terbesar ketiga di Asia sejauh ini setelah won Korea (0,83%) dan peso Filipina (0,51%).
Sampai siang hari ini, hanya dong Vietnam dan yuan China yang masih tergerus oleh dolar AS. Di luar itu, semua valuta Asia berhasil melibas the greenback.
Pasar surat utang RI mengalami bulan yang buruk pada April melanjutkan pelemahan yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini. Pada 29 April lalu, pemodal asing bahkan menjual hampir Rp4 triliun SBN, penjualan terbesar dalam sehari dalam sebulan terakhir.
Tekanan sentimen global yang menaikkan imbal hasil Treasury, membuat pamor SBN semakin tidak menarik. Ditambah kejatuhan nilai rupiah yang menambah risiko nilai tukar bagi investor.
Namun, dengan sinyal terakhir The Fed yang menepis kekhawatiran akan kenaikan bunga acuan lebih lanjut seiring dengan data inflasi yang kuat, para pelaku pasar kembali percaya diri dan risk appetite naik lagi, termasuk menyasar ke instrumen lebih berisiko seperti surat utang emerging market, di mana SBN masuk dalam kategori tersebut.
Sinyal pembalikan arah itu sebenarnya sudah terlihat pada gelar lelang SUN Selasa lalu. Nilai permintaan masuk mencapai lebih dari Rp50 triliun, jauh lebih tinggi dibanding lelang SUN sebelumnya.
Permintaan masuk masih didominasi oleh investor dalam negeri yang sejauh ini menjadi pemegang terbesar surat utang RI. Sedangkan investor asing mencatatkan permintaan sekitar 18% dari incoming bids yang masuk dalam lelang, sudah lebih besar dibanding 9% dalam lelang sebelumnya.
(rui)