Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas perang di Jalur Gaza.
Berbicara di hadapan kerumunan massa yang memperingati Hari Buruh Internasional di Bogota, Rabu (01/05/2024), Petro mengatakan negara-negara tidak dapat bersikap pasif dalam menghadapi krisis yang terjadi di Gaza.
"Di sini, di depan Anda semua pemerintah perubahan, presiden republik ini mengumumkan bahwa besok kami akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel karena memiliki pemerintahan, karena memiliki presiden, yang melakukan genosida," ungkap Petro seperti diberitakan oleh Al Jazeera.
Mulai berkuasa 2022, Petro dianggap bagian dari gelombang progresif yang dikenal di Amerika Latin sebagai "gelombang merah muda". Dia telah menjadi salah satu kritikus paling vokal di kawasan ini terhadap Israel sejak dimulainya perang di Gaza.
Pada Oktober 2023, hanya beberapa hari setelah konflik dimulai, Israel mengatakan mereka "menghentikan ekspor terkait keamanan" ke Kolombia setelah Petro menuding Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang dikatakan oleh Nazi kepada orang-orang Yahudi.
Sebulan kemudian, Petro meuding Israel melakukan "genosida" di Gaza, yang memicu kemarahan dari para pejabat Israel dan kelompok-kelompok advokasi pro-Israel. Dan di Februari, Kolombia menangguhkan pembelian senjata Israel setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang berebut bantuan makanan di Gaza.
Pernyataan presiden Kolombia pada Rabu (01/05/2024) muncul di tengah meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan serangan darat Israel ke Rafah. Hingga kini, lebih dari 34.000 warga Palestina terbunuh dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza.
(del)