Sejalan dengan hal itu rasio inefisiensi meningkat dengan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 61,49% pada Maret 2023 menjadi 76,21% pada Maret 2024. Adapun rasio pembiayaan bermasalah tercatat 2,97% pada akhir Maret 2024.
Dalam kesempatan terpisah BTPN Syariah menyatakan bahwa kinerja keuangan tetap terjaga pada awal 2024. Hal ini tak lepas dari upaya Bank yang selektif dalam menyalurkan pembiayaan serta program pendampingan yang semakin intensif ke masyarakat inklusi.
"Kinerja yang terjaga tak lepas dari upaya kami yang semakin intensif dalam melakukan pendampingan serta menyalurkan pembiayaan yang selektif. Hal ini sebagai wujud komitmen kami yang senantiasa loyal dalam memberdayakan masyarakat inklusi," ujar Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah dalam siaran pers.
Sebagai catatan, BTPN Syariah telah mencatatkan penurunan profitabilitas sejak tahun lalu. Hal ini kemudian terefleksi pada kinerja saham yang juga konsisten mencatatkan penurunan. Secara year to date saham BTPS telah turun 30,18% sementara setahun 1 tahun lalu telah terperosok 43,51%.
(dba)