“Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya," ujar Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (2/5/2024).
Meski mengalami penurunan kinerja keuangan, dia mengatakan bahwa perseroan masih mempertahankan pposisi neraca keuangan secara keseluruhan tetap sehat. Selain itu, kinerja operasional sepanjang kuartal I tahun ini juga terlihat baik.
ADRO sendiri mencatatkan beban pendapatan turun 24% secara tahunan menjadi US$815 juta. Beban usaha juga turun 25% secara tahunan menjadi US$108 juta.
Sementara itu, total aset hingga akhir Maret 2024 tercatat sebesar US$10,4 miliar, naik 7% dari sebelumnya di US$9,82 miliar.
Kemudian, total arus kas dari aktivitas investasi dan belanja modal juga naik 78% secara tahunan menjadi US$205 juta. Ini disebabkan dengan kenaikan pembelian aset sebesar 55% secara tahunan, seiring dengan eksekusi rencana investasi perseroan.
Kinerja Keuangan ADMR
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan laba bersih sebesar US$116,04 juta atau setara Rp1,87 triliun (asumsi kurs saat ini). Angka ini melesat 36% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$84,7 juta (Rp1,37 triliun).
Menyitir laporan keuangannya, emiten milik Garibaldi 'Boy' Thohir itu juga mencetak total pendapatan usaha senilai US$274,5 juta atau setara Rp4,44 triliun, naik 15,23% dari sebelumnya di US$238,2 juta (Rp3,85 triliun).
Secara rinci, kenaikan pendapatan usaha itu ditopang oleh penjualan batubara kepada pihak berelasi, yakni sebesar US$ 117 juta, yang juga naik dari sebelumnya di US$143,1 juta.
Kemudian, penjualan batubara kepada pihak ketiga senilai US$157,19 juta, yang juga naik dari sebelumnya, US$94,5 juta. Sementara itu, pendapatan dari jasa lainnya yang diberikan kepada pihak berelasi tercatat sebesar US$333,72 juta.
Manajemen mengatakan, naiknya kinerja keuangan tersebut sejalan dengan naiknya volume produksi batu bara perusahaan sepanjang kuartal I 2024 mencapai 1,56 juta ton, naik 27% secara tahunan. Volume penjualan juga naik 24% secara tahunan mencapai 1,05 juta ton.
Kemudian, volume pengupasan lapisan penutup naik 62% menjadi 5,34 juta bank cubic meter (bcm), dengan nisbah kupas mencapai 3,43x dibandingkan 2,70x pada kuartal I 2023.
Namun, perusahaan juga mencatatkan beban pokok pendapatan yang naik 13% menjadi US$117,4 juta dari sebelumnya di US$103,6 juta.
Manajemen mengatakan, kenaikan beban tersebut disebabkan oleh kenaikan volume pengupasan lapisan penutup maupun produksi tersebut.
Kemudian, biaya penambangan naik 44% menjadi US$45,65 juta, biaya pengolahan batu bara naik 40% menjadi US$6,4 juta, sementara biaya pengangkutan dan bongkar muat juga naik 35% menjadi US$29,53 juta.
Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar US$116,04 juta. Ini masih naik 36% dari sebelumnya, US$84,7 juta.
Sementara itu, total aset mengalami kenaikan 33% menjadi US$1,78 miliar secara tahunan. Saldo kas juga naik 32% menjadi US$620,31 juta.
(ibn/dhf)