Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan tercatat di zona merah, dengan terjadi kontraksi 25,02 poin (2,71%) ke posisi 901,7.
Saham-saham LQ45 yang tercatat drop harganya adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ambles 165 poin (10,4%) ke posisi Rp1.410/saham, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) drop 450 poin (5,81%) ke posisi Rp7.300/saham, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 140 poin (4,62%) ke posisi Rp2.890/saham.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi April 2024. Seperti ekspektasi sebelumnya, laju inflasi melambat secara bulanan, dan juga secara tahunan.
BPS memaparkan, terjadi inflasi 0,25% pada April dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,52%. Serta lebih rendah dibandingkan konsensus pasar.
Adapun Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi April sebesar 0,3% mtm.
Secara tahunan, dibandingkan dengan inflasi pada April 2023 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 3% yoy. Lebih rendah dibandingkan Maret yang 3,05% yoy. Artinya, inflasi RI melandai.
Sementara, Konsensus Bloomberg memperkirakan inflasi April sebesar 3,1% yoy.
"Inflasi April lebih rendah dibandingkan Maret, yang bertepatan dengan awal Ramadan. Juga lebih rendah dibandingkan periode lebaran 3 tahun sebelumnya yaitu April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021," ungkap Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (2/5/2024).
Menurut Amalia, perlambatan laju inflasi pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini karena teredam oleh penurunan harga (Deflasi) beberapa komoditas. Paling terasa adalah beras.
"Tentunya rendahnya inflasi April salah satunya didorong oleh ketersediaan pasokan yang cukup, karena berbarengan dengan panen raya," tegasnya.
Adapun sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Mencermati respons pasar terhadap hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dengan sikap hati-hati.
Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25–5,5%, yang tertinggi dalam dua dekade terakhir untuk pertemuan keenam berturut-turut. Keputusan ini diambil secara aklamasi, sepakat bulat, tidak ada dissenting opinion.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pernyataan pejabat tinggi The Fed mengulangi pernyataan-pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa FOMC tidak akan mulai memangkas suku bunga "Sampai ada keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%."
Bahkan mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya bagi Federal Reserve untuk mendapatkan keyakinan yang cukup tentang lintasan inflasi untuk mulai memangkas suku bunga, kata Gubernur Jerome Powell.
(fad)