“Harus ada orang yang jadi keluarga pasien di rumah sakit. Jadi dia merasa nyaman di rumah sakit, ada yang menjelaskan mengenai kanker dan tidak terbatas hanya diagnosis tapi juga seputar administrasi, BPJS, penginapan, dan lainnya,” kata Soeko usai penandatanganan Kesepakatan kerja sama Pengembangan NAPAK di Indonesia, Kamis (2/5/2024).
Semenjak peluncurannya pada 2021, saat ini sudah terdapat 21 Navigator Pasien Kanker (NAPAK) yang telah menyelesaikan studi mereka dan siap untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk hasil kanker yang lebih baik.
Tidak hanya itu, kurikulum NAPAK juga dititipkan dalam program master perawat di Universitas Gajah Mada sehingga akan semakin banyak perawat yang memiliki navigasi pasien kanker.
“Ke depannya tidak hanya berhenti di kanker sebetulnya semua penyakit pasien bingung. Di rumah sakit umum akan mengembangkan ini [NAPAK]. Kita mulai dari kanker yang paling rumit,” tambah Soeko.
Soeko menjelaskan, pasien baru kanker ketika bingung dengan penyakitknya akan diarahkan kepada navigator pasien kanker sehingga pasien kanker akan memiliki lebih banyak waktu untuk berbincang tentang penyakit, sistem dan hal lainnya mengenai kanker.
Selain itu, pencatatan pasien kanker yang berinteraksi dengan para NAPAK dilakukan secara elektronik. Hasil pencatatan tersebut nantinya akan digunakan para navigator untuk membuat riset sederhana yang akan diberikan kepada direksi rumah sakit untuk dilakukan perbaikan.
“Perbaikan mulai hal kecil seperti alur pasien misalnya alurnya membingungkan pasien sehingga passion journeynya jadi lebih smooth lagi dari pasien kanker di rumah, rumah sakit dan di setelahnya,” tutur Soeko.
Saat memberikan sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pelayanan perawatan kanker merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam transformasi sistem kesehatan Indonesia.
Pemerintah mengoptimalkan penyediaan layanan perawatan kanker di 514 kabupaten/kota di Tanah Air. Hal ini memerlukan kemitraan dan kontribusi dari berbagai pemangku kepentingan.
“Kami sangat mengapresiasi kemitraan yang diprakarsai oleh Roche Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre untuk membangun peran NAPAK dalam sistem pemberian pelayanan kanker di Indonesia,” ucap Budi.
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung kemitraan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakui peran NAPAK dan inklusinya dalam sistem layanan perawatan kanker nasional di Indonesia.
(mfd/spt)