Kemudian, “sinar Matahari menyebabkan es dengan kandungan karbon dioksida di bawah lapisan menjadi gas, dilanjutkan menumpuk dan memecah lempengan es di atasnya.”
Apa yang terjadi selanjutnya, gas meledak di musim semi di Mars. Hal itu menyeret material gelap ke permukaan seiring berjalannya waktu dan menghancurkan lapisan es dengan tebal satumeter, dilansir Live Science.
Gas berwarna gelap dan berdebu muncul dari bawah permukaan, terbawa keluar seperti geyser sehingga material ini menetap di permukaan dalam formasi retakan berbentuk laba-laba berukuran lebar sekitar 45 meter hingga 1 kilometer.
Penampakan Ratusan ‘Laba-laba Hitam’ di Planet Mars banyak disebut dengan istilah Kota Inca atau Angustus Labyrinthus, didukung oleh garis punggung bukit linier terbentuk di permukaan Mars, dikutip dari Space.
Hal ini mirip bukit pasir namun dalam proses alam, membatu. Kejadian yang bisa saja meninggalkan dinding sedimen saat terjadi penyusutan gletser. Kota Inca di Mars dipakai karena serupa dengan Inca yang ada di Bumi.
Ukurannya sekitar 53 mil (86 km) dimensi lebar, yang kemudian diperkirakan jadi awal tumbukan kawh dengan punggung bukit akibat proses naiknya lava melalui retakan kerak Mars dan terkikis seiring berjalannya waktu.
(red)