Dalam keterangan resmi itu, Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menegaskan bahwa perseroan mampu meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.
Per kuartal I-2024, beberapa indikator menunjukkan performa ODS melalui Gojek positif secara yoy. Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) Gojek Indonesia tumbuh positif yoy, sementara GTV Gojek secara keseluruhan (Indonesia, Singapura, Vietnam) stabil yoy mencapai Rp13,9 triliun.
GTV adalah representasi pengukuran operasional mencakup: jumlah nilai waktu transaksi dari segmen ODS serta berbagai item tambahan, termasuk di antaranya biaya tol dan tip.
Di Singapura, baru-baru ini Gojek juga mengumumkan kemitraan dengan perusahaan taksi global, ComfortDelGro, yang akan mendorong ketersediaan pengemudi dan mendorong pertumbuhan bisnis secara lebih lanjut.
Indikator kinerja lain ODS yakni pendapatan bruto Gojek tumbuh 12% yoy, mencapai Rp3,3 triliun, didorong layanan nilai tambah (value-added services).
Beban insentif dan pemasaran produk segmen Gojek berhasil dipangkas 38% yoy dan beban kas rutin tetap turun 17% yoy.
Adapun EBITDA yang disesuaikan untuk Gojek juga positif selama dua kuartal berturut-turut, di mana kuartal ini mencapai Rp166 miliar atau 1,2% dari GTV ODS dan naik 296 basis poin yoy.
Selain itu, manajemen GOTO menegaskan, GoTo melakukan pembaruan terhadap model bisnis ODS terhadap sejumlah kategori bisnis pengiriman tertentu dari model agen kepada model prinsipal. Tujuannya untuk lebih menyelaraskan pelaporan kepada pelaku industri serupa di kawasan dan internasional.
Perseroan juga menambahkan sejumlah item tambahan ke dalam nilai GTV yang disajikan, di antaranya biaya tol dan tip.
Secara Grup, per kuartal I-2024, GOTO mencatat GTV naik 20% mencapai Rp116,5 triliun, sementara GTV inti Grup (mengecualikan merchant payment gateway) naik 32% yoy mencapai Rp54,6 triliun.
Pendapatan bruto Grup GoTo tumbuh 18% yoy mencapai Rp4,2 triliun. EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar -Rp102 miliar, dengan kerugian yang membaik 89% yoy. Kinerja yang baik ini ditopang pertumbuhan pengguna, bisnis buy now pay later (BNPL) di e-commerce, serta percepatan integrasi dan adopsi pembayaran di TikTok.
“Kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang.” kata Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo
(ibn)