Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga komoditas logam non-ferrous yang diperdagangkan di London Metal Exchange kompak melemah pada awal Mei 2024, termasuk mineral-mineral andalan Indonesia seperti nikel, timah, dan tembaga.

Data LME pagi ini, Kamis (2/5/2024), menunjukkan timah dan nikel menjadi komoditas yang mengalami penurunan paling besar di antara logam lainnya pada penutupan perdagangan Rabu (1/5/2024), waktu setempat.

Timah anjlok 1,96% menjadi US$30.603/ton dan nikel turun 1,87% menjadi US$18.879/ton. Timah melanjutkan tren penurunan setelah sempat anjlok 4,15% ke level US$31.216/ton pada penutupan Selasa.

Sementara itu, nikel akhirnya kembali ke level US$18.000/ton, yakni level yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

Harga nikel pada 2024 diestimasikan anjlok lebih dalam dari perkiraan awal, seiring dengan masih tingginya risiko surplus pasokan global terutama dari Indonesia. Meski demikian, permintaan nikel tahun ini diperkirakan tetap solid.