Logo Bloomberg Technoz

Transfer Uang via BI Fast Bisa Antarnegara Asean Mulai 2024

Wike Dita Herlinda
27 March 2023 21:55

Ilustrasi Kantor Bank Indonesia (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Kantor Bank Indonesia (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Nusa Dua — Bank Indonesia menargetkan transaksi digital menggunakan BI Fast dapat dilakukan di 5 ekonomi utama Asean—RI, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina—mulai 2024.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doddy Budi Waluyo mengatakan sejauh ini kelima negara tersebut sudah menjajaki layanan interkonektivitas di sektor finansial melalui penerapan kode respons cepat standar Indonesia atau quick response Indonesian standard (QRIS).

Sejauh ini, penerapan QRIS secara efektif baru diberlakukan antara RI dengan Thailand. Per Februari 2023, BI mencatat transaksi warga Indonesia di Thailand menggunakan QRIS telah mencapai 14.555 kali dengan nilai Rp 8,54 miliar. Sebaliknya, transaksi warga Thailand di Indonesia via QRIS baru 492 kali senilai Rp 114 juta.

“QRIS baru kami sandingkan dengan Thailand. Kami juga sudah menggabungkan antara global payment system dengan penggunaan mata uang lokal. Sebentar lagi 4 negara lainnya akan menyusul. Pada 2024, kami akan gunakan BI Fast [untuk diinterkoneksikan ke negara Asean lain]. Nanti kita bisa lakukan itu dengan negara lain, sehingga konektivitas [finansial] bisa terjadi secara regional. [Ke depannya], kami juga akan interlink dengan kawasan lain di Asia Selatan, India, Jepang, bahkan Arab Saudi,” ujarnya dalam media briefing jelang pertemuan Asean Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Bali, Senin (27/3/2023) petang.

Pada 2024, kami akan gunakan BI Fast. Nanti kita bisa lakukan itu dengan negara lain, sehingga konektivitas [finansial] bisa terjadi secara regional.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doddy Budi Waluyo

Sekadar catatan, di Indonesia, transfer antarbank menggunakan layanan BI Fast dipatok senilai Rp2.500 per transaksi. Doddy tidak menyebut berapa biaya layanan transfer via BI Fast untuk transaksi lintas negara di Asean. Namun, tegasnya, pada prinsipnya Indonesia menginginkan agar lalu lintas pembayaran antarnegara lebih murah, transparan, dan cepat.