Guna meningkatkan kapasitas produksi, perusahaan mengoptimalkan pendapatan usaha melalui sejumlah aksi korporasi, di antaranya menambah 8 pesawat. Ini terdiri atas 4 narrow body jenis Boeing 737-800NG dan 4 wide-body jenis Boeing 777-300ER (2) dan Airbus 330-300 (2) yang akan datang secara bertahap di sepanjang 2024.
Dia mengaku optimistis mengejar akselerasi performa perusahaan yang adaptif dan agile, sehingga siap untuk menjadi bisnis yang menguntungkan. Hal ini juga selaras dengan optimisme di tengah kesiapan operasional penerbangan haji yang akan mulai dilakukan pada kuartal II 2024, serta sejumlah penjajakan kolaborasi strategis bersama mitra korporasi seperti kerja sama codeshare bersama Qatar Airways melalui pengoperasian rute Jakarta – Doha.
"Juga penambahan frekuensi penerbangan pada rute penerbangan berkinerja positif, optimalisasi ancillary revenue, perluasan pangsa pasar kargo serta optimalisasi kinerja anak usaha” sambung Irfan.
Alasan lain Irfan optimistis dengan pencapaian target pertumbuhan penumpang pada 2024 ialah adanya proyeksi IATA yang meramalkan industri penerbangan pada tahun ini akan menyelesaikan fase-recovery secara bertahap.
Rugi Kuartal I 2024
Garuda Indonesia membukukan pertumbuhan pendapatan usaha secara grup sebesar 18,07% pada kuartal I 2024, yakni menjadi US$711,98 juta.
Kontribusi peningkatan pendapatan usaha didorong oleh pertumbuhan pendapatan pada lini penerbangan berjadwal sebesar 18,19% menjadi sebesar US$599,01 juta. Jumlah pendapatan penerbangan berjadwal tersebut merepresentasikan 84,13% dari total pendapatan usaha yang diraih pada kuartal 1-2024.
Selain itu, pertumbuhan penerbangan tidak berjadwal tumbuh 53,57% menjadi sebesar US$19,67 juta. Di sisi lain, lini pendapatan lainnya meningkat 11,92% menjadi US$92,28 juta.
Kendati demikian, perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar US$86,82 juta pada kaurtal I 2024. Ini menunjukkan tren penurunan sebesar 21,1% dibandingkan catatan rugi besar pada Kuartal 1-2023 sebesar US$110,04 juta.
Menurut Irfan, langkah peningkatan kinerja usaha terus dioptimalkan dengan memperkuat fundamental kinerja perusahaan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin. Upaya tersebut dilakukan dengan memperkuat portofolio bisnis, baik melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan trafik penumpang, optimalisasi lini pendapatan ancillary, hingga penerapan cost leadership secara berkelanjutan guna mendorong kinerja usaha.
Sepanjang kuartal 1 2024, Garuda Indonesia mencatatkan peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 39,7 ribu penerbangan atau tumbuh 15% dibandingkan jumlah frekuensi penerbangan di kuartal 1 2023. Pertumbuhan ini yang turut diselaraskan dengan komitmen menjaga level of safety pada fokus intensifikasi perawatan armada sepanjang kuartal 1-2024, sejalan dengan peningkatan frekuensi penerbangan tersebut.
"Hal ini yang tidak dapat dipungkiri terefleksikan melalui peningkatan beban operasi yang juga dikontribusikan oleh optimalisasi perawatan armada yang dijalankan Garuda Indonesia,” jelas Irfan.
(lav)