Logo Bloomberg Technoz

Email tersebut dirilis pada hari Selasa malam pasca organisasi media termasuk New York Times dan Bloomberg melakukan intervensi dalam gugatan antimonopoli yang penting untuk mendorong akses publik yang lebih besar.

Departemen Kehakiman AS berpendapat bahwa ChatGPT dari OpenAI dan inovasi lainnya mungkin telah dirilis bertahun-tahun yang lalu jika Google tidak memonopoli pasar pencarian.

Scott, yang juga menjabat sebagai vice president di divisi kecerdasan buatan, Microsoft, mengamati bahwa produk pencarian Google telah meningkat dalam metrik kompetitif karena kemajuan perusahaan Alphabet dalam AI.

Eksekutif Microsoft tersebut menulis bahwa ia membuat kesalahan dengan mengabaikan beberapa upaya AI yang lebih awal dari para pesaingnya.

“Kami tertinggal beberapa tahun dari pesaing dalam hal skala proyek machine learning,” kata Scott dalam email tersebut. Bagian penting dari pesan tersebut.

Satya Nadella mendukung email Scott, meneruskannya ke Chief Financial Officer (CFO) Amy Hood dan mengatakan bahwa email tersebut menjelaskan “mengapa saya ingin kita melakukan ini.”

Microsoft dan OpenAI menolak berkomentar. Juru bicara Google tidak menanggapi permintaan komentar.

Microsoft telah menggelontorkan lebih dari US$13 miliar untuk kemitraan dan dukungannya terhadap OpenAI, memanfaatkan teknologi AI generatif dari startup ini, untuk meningkatkan layanan pencarian Bing, browser internet Edge, dan yang paling penting, mengintegrasikan layanan AI Copilot ke dalam Windows.

CEO Microsoft Satya Nadella. (Dok: Bloomberg)

Satya Nadella telah menjadikan perlombaan AI sebagai prioritas di Microsoft, juga merekrut co–founder DeepMind, Mustafa Suleyman, untuk menjalankan bisnis AI konsumer.

Satya Nadella menjawab pertanyaan tentang email tersebut saat ia bersaksi di persidangan pada musim gugur lalu. “Investasi OpenAI perusahaan tidak dibuat dengan fokus sempit hanya pada pencarian,” katanya pada saat itu.

Microsoft dan Google menolak untuk menyediakan email tersebut ketika diminta oleh wartawan tahun lalu dengan alasan bahwa email tersebut akan mengungkapkan informasi bisnis yang sensitif.

Media mendesak agar email tersebut dirilis, dan Hakim Amit Mehta minggu lalu memerintahkan kedua perusahaan segera memberikan versi yang telah disunting, karena isinya “menjelaskan pembelaan Google terkait investasi yang dilakukan oleh Google dan Microsoft di bidang penelusuran.”

Google dan DoJ akan memberikan argumen penutup dalam kasus ini pada hari Kamis dan Jumat. Hakim Mehta diperkirakan akan mengeluarkan keputusannya akhir tahun ini.

(bbn)

No more pages