Kenaikan beban itu juga disebabkan oleh naiknya bebans operasional penerbangan dan beban pemeliharaan dan perbaikan yang masing-masing menjadi US$371,07 juta (naik 6,71%) dan US$123,8 juta (naik 36,3%).
“Langkah peningkatan kinerja usaha terus kami optimalkan dengan memperkuat fundamen kinerja Perusahaan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam siaran resminya, Rabu (30/4/2024).
Irfan mengatakan, naiknya pendapatan tersebut juga disebabkan oleh peningkatan frekuensi penerbangan menjadi sebesar 39,7 ribu penerbangan atau tumbuh sebesar 15 % dibandingkan jumlah frekuensi penerbangan di kuartal I 2023.
Selain itu, sepanjang kuartal I 2024, Garuda Indonesia Group mengangkut sebanyak total 5,42 juta penumpang di sepanjang Kuartal 1-2024, atau meningkat sekitar 19% dibandingkan jumlah penumpang pada Kuartal 1-2023. Jumlah tersebut terdiri dari 2,42 juta penumpang Garuda Indonesia sebagai mainbrand dan 3,00 juta penumpang Citilink.
Trafik penumpang di periode tersebut juga mencatatkan peningkatan signifikan, penumpang rute penerbangan internasional tercatat tumbuh sebesar 47,59% dibandingkan pada Kuartal 1-2023, menjadi 536.441 penumpang.
Pertumbuhan itu, kata Irfan, turut diselaraskan dengan komitmen menjaga level of safety pada fokus intensifikasi perawatan armada sepanjang kuartal I tahun ini, yang dibuktikan dengan naiknya beban operasional, pemeliharaan dan perbaikan tersebut.
"Hal ini yang tidak dapat dipungkiri terefleksikan melalui peningkatan beban operasi yang juga dikontribusikan oleh optimalisasi perawatan armada yang dijalankan Garuda Indonesia," jelasnya.
(ibn/dhf)