Wajah Muram Pekerja di RI: Gaji Dihajar Inflasi, Rentan Kena PHK
Ruisa Khoiriyah
01 May 2024 12:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini 1 Mei, para pekerja di seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional. Peringatan Hari Buruh menjadi momentum refleksi yang penting bagi para pekerja di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tentang perkembangan terkini wajah buruh serta tantangan yang dihadapi.
Data-data termutakhir memperlihatkan, nasib pekerja di Indonesia masih belum menggembirakan di tengah kelesuan ekonomi yang mengancam stagnasi upah, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga minimnya stimulus yang bisa membantu para buruh mempertahankan kekuatan daya beli.
Kenaikan upah pekerja di Indonesia sejauh ini tercatat masih kalah oleh lonjakan inflasi harga barang. Inflasi yang melampaui pertumbuhan upah para buruh, berpotensi semakin menggerus kemampuan belanja terutama bila tidak diimbangi oleh penambahan pendapatan. Para pekerja di Indonesia juga dipaksa untuk memiliki pekerjaan lebih dari satu agar pendapatan bisa mengimbangi tuntutan kebutuhan hidup yang semakin besar, yang ironisnya terutama bersumber dari lonjakan harga kebutuhan primer seperti harga beras dan komoditas dapur lain.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilansir terakhir oleh Bank Indonesia pekan lalu memperlihatkan, pertumbuhan upah para pekerja pada semester 1-2024 melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Indikatornya adalah Saldo Bersih Tertimbang (SBT) upah pada separuh pertama tahun ini hanya di angka 39,34%, lebih rendah dibanding SBT 42,1% pada semester 1-2023.
Mengacu pada siklus, kenaikan upah biasanya diputuskan oleh manajemen di awal tahun, sebagian didasarkan pada capaian kinerja pekerja juga kondisi perusahaan. Alhasil, di semester awal biasanya SBT upah pekerja lebih tinggi dibanding semester dua. Namun, data itu menunjukkan, kenaikan upah di awal tahun ini tidak sebesar tahun sebelumnya.