Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) yang anjlok 24,7%, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) jatuh 20,5%, dan PT Victoria Insurance Tbk (VINS) ambruk 15,2%.

Seperti halnya IHSG, berbagai indeks saham utama Asia pun menguat. Pada pukul 16.30 WIB, TOPIX (Jepang) melesat 2,11%, Nikkei 225 (Tokyo) menguat 1,24%, SETI (Thailand) melonjak 0,45%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) terangkat 0,38%, Straits Times (Singapura) terbang 0,34%, dan Hang Seng (Hong Kong) yang menghijau 0,09%.

Hijaunya Bursa Saham Asia tidak lepas dari penguatan di Bursa Saham Amerika Serikat (AS). Dini hari tadi waktu Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq Composite, dan S&P 500, ditutup naik masing-masing 0,38%, 0,35%, dan 0,32%.

Investor merespons positif terbitnya laporan keuangan Kuartal I-2024 dari sejumlah emiten, di mana musim laporan keuangan yang terbit sejauh ini berawal cukup solid. Sejumlah Perusahaan besar melaporkan kinerja keuangan yang lebih baik dari estimasi, searah juga dengan yang terjadi di Amerika Serikat, sehingga mendorong Indeks Wall Street berhasil menguat semalam.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, hasil di awal tahun dari musim laporan keuangan AS menunjukkan bahwa lebih dari 80% perusahaan mengalahkan ekspektasi. Pendapatan Kuartal I-2024 berada di jalur yang tepat untuk naik 4,7% dari tahun lalu, dibandingkan dengan estimasi pra-musim sebesar 3,8%, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg Intelligence.

Menelusuri sentimen lain, para pelaku pasar sepertinya memutuskan sikap pandangan yang optimistis dengan dimulainya Federal Reserve (The Fed) menggelar pertemuan Komite (Federal Open Market Committee/FOMC) mulai hari ini hingga esok tanggal 1 Mei, meskipun pasar telah bersiap dan menyadari ada potensi Jerome Powell dan sejawat akan memperjelas sinyal Hawkish menyusul berbagai data yang menjegal disinflasi AS.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, pertemuan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) selama dua hari yang dimulai pada Selasa menjadi pusat perhatian investor minggu ini, dengan ekspektasi Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan.

Namun, fokus perhatian investor akan tertuju pada arahan (guidance) yang diberikan Federal Reserve berkaitan dengan arah pergerakan suku bunga acuan. Berbagai data ekonomi AS belakangan ini yang keluar lebih baik dari ekspektasi dan juga tekanan inflasi yang masih cukup besar telah membuyarkan spekulasi seberapa cepat Federal Reserve dapat memulai siklus pemangkasan suku bunga.

“Pelaku pasar memprediksi pemangkasan suku bunga yang pertama oleh Federal Reserve akan terjadi di bulan September, tertunda dari ekspektasi sebelumnya yang terjadi di bulan Juni. Pemangkasan suku bunga untuk tahun ini diprediksi hanya akan sebesar 30 bps,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

(fad)

No more pages