Berdasarkan publikasi yang dilansir oleh Kementerian Keuangan, permintaan masuk dalam lelang SUN mencapai Rp50,2 triliun. Hal ini berkebalikan dengan gelar lelang sukuk (SBSN) pekan lalu yang anjlok ke level terendah sampai pemerintah menggelar green shoe option untuk menggaet minat lebih besar dari para pelaku pasar.
Para peserta lelang banyak memburu tenor 10Y yakni seri FR0101 yang membukukan incoming bids mencapai Rp14,26 triliun, disusul oleh seri FR0100 yang jatuh tempo 2034 dengan permintaan Rp14,23 triliun.
Investor juga banyak mengajukan permintaan permintaan untuk seri FR0097 senilai Rp6,53 triliun.
Perubahan lanskap yang sudah jauh berbeda dibanding sebelum libur Lebaran, terutama dengan kenaikan BI rate pekan lalu, telah membuat para pemodal meminta yield jauh lebih tinggi.
Untuk seri favorit FR0101 misalnya, yield tertinggi diminta mencapai 7,5%, sedang FR0100 mencatat yield tertinggi hingga 7,65%. Bahkan untuk seri FR0097, yang jatuh tempo tahun 2043, investor meminta imbal hasil sampai 8%.
Namun, dengan kini yield di pasar sekunder masih di bawah level itu, ditambah permintaan masuk yang cukup besar, pemerintah relatif lebih leluasa menentukan imbal hasil meski memang sudah jauh lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya sehingga nominal yang dimenangkan pun tidak besar.
Untuk seri favorit FR0101, yield tertinggi dimenangkan 7,19%, lebih rendah dibanding kisaran imbal hasil di pasar sekunder saat ini yang sudah di 7,23%. Rata-rata yield dimenangkan di 7,15% untuk seri ini. Sedang untuk FR0097, yield tertinggi dimenangkan di 7,16% dan rata-rata di 7,15%.
Dari permintaan masuk sebesar itu, pemerintah akhirnya memenangkan di bawah target indikatif yakni hanya sebesar Rp21,5 triliun.
Rupiah masih melemah sampai jelang berakhirnya perdagangan hari ini di kisaran Rp16.259/US$ di tengah tekanan yang juga dialami oleh mayoritas mata uang Asia sampai sore hari ini.
-- update untuk hasil lelang SUN hari ini.
(rui)