International Energy Agency (IEA) mengatakan pada 2023, hampir 510 gigawatt (GW) energi terbarukan akan dipasang, mencetak rekor selama 22 tahun berturut-turut. Didukung oleh pertumbuhan pesat armada tenaga surya di China, dunia berfokus pada tujuan pertemuan iklim COP28 untuk meningkatkan jumlah energi terbarukan hingga akhir tahun ini.
"Di bawah kebijakan dan kondisi pasar saat ini, kapasitas energi terbarukan global sudah berada di jalur yang tepat untuk meningkat dua setengah kali lipat pada 2030," ujar Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol.
"Memang belum cukup untuk mencapai target COP28 untuk melipatgandakan energi terbarukan, namun kita sudah makin dekat--dan pemerintah memiliki alat yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan tersebut."
Jatuhnya harga panel surya membantu China untuk menggunakan jumlah produksi listrik bersih yang mencapai rekor pada 2023.
Ini menunjukkan sedikit tanda perlambatan. Dari 2023 hingga 2028, IEA memperkirakan negara ini akan membangun sekitar 30% lebih banyak kapasitas energi terbarukan dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Pertumbuhan China begitu pesat, sehingga IEA menaikkan perkiraan energi bersih untuk enam tahun ke depan untuk negara tersebut sebesar 64%.
Instalasi tenaga surya di atap rumah adalah kunci pertumbuhan sektor ini, baik di China maupun di tempat lain, karena pemilik rumah dan bisnis beralih ke teknologi ini untuk mengurangi tagihan listrik dan emisi.
Sektor tenaga surya terdistribusi akan tumbuh lebih dari 200% dari 2023 hingga 2028, dibandingkan dengan enam tahun sebelumnya, melebihi penambahan tenaga angin, menurut IEA.
(dov/wdh)