Kemudian Toncoin TON juga lanjutkan koreksi, dengan mencatatkan penurunan 6,77% dalam sepekan, dalam 24 jam TON masih melemah 0,05% dan parkir pada harga US$5,32.
Adapun Ethereum ETH drop 0,72%, serta dalam 24 jam ini terjungkal mencapai 0,94%, dan parkir pada harga US$3.165,57.
Menyusul pelemahan, Avalanche AVAX dan XRP Koin juga terkoreksi dalam sepekan perdagangan Altcoin. Dengan masing-masing minus 10,51% dan 6,68%.
Sentimen Aset Kripto
Pergerakan harga Bitcoin tertahan di sekitar level US$63.000–US$65.000. Hal ini efek dari data-data ekonomi Amerika Serikat yang masih ‘Panas’, di mana indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) menguat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Inflasi di AS, yang diukur dengan perubahan Indeks PCE pada Maret yang terbit pada Jumat (26/4/2024) melonjak ke level 2,7%, angka tersebut berada di atas perkiraan pasar yang ada di angka 2,6% yoy.
Sementara, perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS minggu lalu, terjadi Capital Outflow mencapai US$421,8 juta di sepanjang perdagangan 24–26 April, sehingga menutup perdagangan ETF Bitcoin Spot pekan lalu dengan Net Outflow menyentuh US$328 juta.
Analis Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, hal tersebut menjadi salah satu penyebab pergerakan Bitcoin tersendat. Dampaknya, Bitcoin masih terhitung melemah 10% sejak awal perdagangan April 2024.
Secara teknikal, Bitcoin sempat kembali naik di atas resistance pertama di US$64.000 dan pada perdagangan Selasa pukul 08.00 WIB, namun Bitcoin berangsur-angsur turun hingga menetap di US$63.263 siang ini.
“Jika Bitcoin dapat melewati MA-20, maka ada potensi menuju ke MA-50 di sekitar US$66.900. Apabila mengalami rejection MA-20, maka Bitcoin berpotensi kembali turun ke support US$60.000,” mengutip riset yang diterbitkan, Selasa (30/4/2024).
Perlambatan arus masuk (Capital Inflow) ETF Bitcoin Spot merupakan jeda jangka pendek. “Bukan pertanda tren yang mengkhawatirkan,” jelasnya.
Adapun, pergerakan Inflow atau juga Outflow ETF Bitcoin Spot di AS dalam beberapa bulan belakangan telah digunakan sebagai acuan, barometer untuk melihat sentimen pasar aset kripto. Perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS juga berkontribusi terhadap pencatatan rekor tertinggi baru sepanjang masa untuk Bitcoin pada bulan lalu.
Sentimen penggerak selanjutnya datang dari agenda ekonomi penting pada minggu ini, yaitu pada hari Rabu (1/5/2024), saat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dijadwalkan merilis pengumuman suku bunga acuan terbarunya.
Pelaku pasar memperkirakan Bank Sentral AS tidak akan mengubah Fed Funds Rate dari suku bunga level tertinggi saat ini dalam dua dekade terakhir yaitu 5,25%–5,50%, yang berarti bahwa perhatian khusus akan diberikan pada komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell.
“Kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama adalah beban terbesar pada Bitcoin dalam beberapa sesi terakhir, mengingat bahwa pasar aset kripto yang lebih luas biasanya mendapatkan keuntungan dari lingkungan dengan suku bunga rendah, dan likuiditas tinggi,” terang Panji.
Pada April kemarin, Powell menyatakan bahwa poin-poin data terbaru tidak memberikan keyakinan penuh yang lebih besar bahwa inflasi secara berkelanjutan terjadi penurunan ke target The Fed 2%. Justru menggambarkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mencapai keyakinan tersebut.
Sementara itu, para petinggi Bank Sentral AS waspada terhadap pemangkasan suku bunga yang terlalu cepat karena tanda-tanda kenaikan harga yang terus-menerus, ketahanan pasar tenaga kerja, dan aktivitas ekonomi AS yang kuat secara keseluruhan.
“Pelaku pasar memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga acuan The Fed diperkirakan akan terjadi pada bulan September nanti, menurut FedWatch Tool yang diawasi ketat oleh CME Group. Di mana terdapat peluang penurunan 44,4% untuk penurunan suku bunga sebesar 0,25 bps atau 0,25%,” tutup Panji.
(fad/wep)